Kamis 11 Jan 2018 12:02 WIB

Paslon Pilgub Bali Diprediksi akan Bersaing Ketat

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra alias Gus Rai dengan Ketut Sudikerta mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Bali, Selasa (9/1). Paket Mantra-Kerta melaksanakan deklarasi di hadapan 15 ribu simpatisannya di Lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra alias Gus Rai dengan Ketut Sudikerta mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Bali, Selasa (9/1). Paket Mantra-Kerta melaksanakan deklarasi di hadapan 15 ribu simpatisannya di Lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar.

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Persaingan pemilihan gubernur (Pilgub) Provinsi Bali 2018 diprediksi akan sangat ketat. Dua pasangan calon (paslon) yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi Bali mendapatkan porsi dukungan relatif sama dari koalisi partai pengusung.

Mereka adalah I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace yang dikenal dengan Paket Koster Bali Satu (KBS) - Ace. Pasangan kedua adalah Paket Mantra-Kerta dengan calon gubernur dan wakil gubernur Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan Ketut Sudikerta.

"Kami mantan mendukung Mantra-Kerta dengan dukungan 28 kursi di tingkat provinsi mengalahkan calon yang lain. Kami yakin bisa mengalahkan lawan," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Kori, Kamis (11/1).

Data KPUD Bali menunjukkan, total kursi DPRD Bali adalah 55 kursi. Kedua paslon telah memenuhi ambang batas minimal 20 kursi di DPRD atau 20 persen sebagai syarat maju ke Pilgub Bali 2018.

Mentra-Kerta mengantongi 28 kursi, terdiri dari Partai Golkar (11 kursi), Demokrat (8), Gerindra (7), dan Nasdem (2). Paket ini membidik 60 persen suara dari sembilan kabupaten dan kota di Bali.

KBS-Ace mengantongi 27 kursi, terdiri dari PDIP (24 kursi), Hanura (1), PAN (1), dan PKPI (1). Paket ini membidik 70 persen suara dari seluruh Bali pada pencoblosan 27 Juni mendatang.

Ketua KPUD Bali, Dewa Wiarsa Raka Sandi mengatakan pengesahan paslon di KPU akan dilakukan 12 Februari 2018. Kedua paslon masih harus melalui serangkaian tahapan, mulai dari pemeriksaan kesehatan, pengujian administrasi, hingga perbaikan dokumen bagi yang belum memenuhi syarat.

"Setelah disahkan sebagai calon, baru kita lanjutkan ke tahap pengundian nomor urut 13 Februari 2018," katanya.

Masa kampanye Pilgub Bali 2018 digelar 15 Februari hingga 23 Juni. Pemungutan suara dan penghitungan suara dilakukan 27 Juni 2018.

Pilgub Bali 2018 akan menjadi ajang pembuktian sejarah bagi kedua paslon gubernur dan PDIP sebagai partai dengan basis pengikut terbesar di Bali. Koster, Rai Mantra, dan PDIP mempunyai alasan masing-masing, baik itu personal dan emosional untuk memenangkan pesta demokrasi ini.

Koster dan Rai Mantra sebelumnya sama-sama bersaing mendapatkan restu dari Megawati Soekarnoputri. PDIP akhirnya memilih Koster untuk berlaga di Pilgub Bali.

Meski tak diusung PDIP, Rai Mantra kemudian maju dengan mendapat dukungan dari gabungan partai Koalisi Rakyat Bali (KRB) dan disandingkan dengan Sudikerta. Suara PDI-P di Bali berpotensi pecah karena dua kader yang sama-sama berkarakter kuat.

Kader PDIP yang juga pasangan kakak beradik Keluarga Putri Satria, Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi atau Cok Rat dan Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga terlihat berbeda pendapat. Cok Rat memberi dukungan untuk Rai Mantra, sedangkan Ngurah Puspayoga yang juga Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memberikan dukungan untuk Koster.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement