Rabu 10 Jan 2018 12:13 WIB

Polisi Pelajari Laporan Terhadap Joshua Soal Penodaan Agama

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ketua Umum Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Rahmat Himran melaporkan mantan penyanyi cilik Joshua Suherman ke Badan Reserse Kriminal Polri pada Selasa (9/1).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho.
Ketua Umum Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Rahmat Himran melaporkan mantan penyanyi cilik Joshua Suherman ke Badan Reserse Kriminal Polri pada Selasa (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri masih mempelajari laporan terkait dugaan penodaan agama yang dilakukan mantan penyanyi cilik yang juga komika Joshua Suherman . Laporan itu dilayangkan oleh Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Rahmat Himran pada Selasa, 9 Januari 2018.

"Setelah diterima, laporan tersebut masih kami pelajari," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul saat dikonfirmasi di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (10/1).

Kepolisian, kata dia, akan melakukan standar operasional prosedur untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Salah satunya meminta pendapat ahli.

Langkah itu ditempuh untuk menemukan adanya dugaan unsur pidana dan menentukan apakah proses penyelidikan dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan atau tidak. "Kami lakukan pemeriksaan ahli-ahli, pendapat ahli," ujar Martinus menambahkan.

Sebelumnya, Ketua Umum Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Rahmat Himran melaporkan mantan penyanyi cilik Joshua Suherman ke Badan Reserse Kriminal Polri pada Selasa (9/1). Joshua dilaporkan terkait dugaan penodaan agama.

Rahmat Himran melaporkan Joshua terkait materi komedi tunggal yang dinilai menjurus pelecehan dan penghinaan terhadap agama. Kalimat Joshua yang dianggap melecehkan, yaitu saat pelantun lagi 'diobok-obok' itu membanding-bandingkan Anisa CherryBelle dengan Sherrly.

Menurut Rahmat, Joshua mengatakan Anisa lebih unggul yaitu karena Anissa beragama Islam. Kemudian, kata Rahmat, di akhir kalimat Joshua menyebut bahwa sesuatu yang tidak dapat dikalahkan di negara ini, yaitu mayoritas, dalam hal ini Islam.

"Itulah penggalan kata yang kemudian yang membuat umat Islam geram terhadap pelaku ataupun tontonan yang dibuat Joshua di stand up comedy tersebut," kata Rahmat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement