REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi tindak kekerasan seksual pada anak. Menurutnya, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk membangun karakter bangsa agar peristiwa serupa tidak terus terulang.
"Memang pembangunan karakter bangsa, manusia, sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga itu. Tapi memang secara tidak sadar, teknologi juga mengintervensi karakter-karakter kita secara tidak langsung," ujarnya usai meresmikan pembangunan embung Saina, di Kabupaten Rote Ndao, NTT, Selasa (9/1).
Menanggapi pertanyaan jurnalis mengenai hukuman bagi para pelaku tindak kekerasan seksual pada anak yang telah diberlakukan, Jokowi mengatakan bahwa melalui peraturan tersebut pemerintah sudah memberikan ruang bagi pengadilan untuk memberikan efek jera. Namun, hal tersebut tetap berada di ranah hukum.
"Ranahnya di ranah hukum. Keputusannya ada di sana. Tapi ruang itu sudah disediakan untuk efek jera. Kalau keputusan pengadilan ada ya kita eksekusi," katanya.
Akhir-akhir ini masyarakat memang diresahkan dengan beredarnya video tidak senonoh yang mengikutsertakan anak kecil di dalamnya. Namun, kasus video asusila yang melibatkan anak-anak di Kota Bandung akhirnya terungkap. Polisi menangkap lima orang tersangka termasuk satu orang yang sebagai sutradara video tersebut.
Pengungkapan kasus itu berawal dari warga yang resah terkait beredarnya video asusila itu di media sosial. Pengungkapan kasus terhadap kasus asusila ini dilakukan pihak kepolisian sejak Kamis pekan lalu.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto menjelaskan, bahwa pihaknya berhasil mengungkap kasus ini dengan menangkap sutradara video tersebut. "Berhasil ditangkap enam orang, yang ditangkap termasuk salah satunya sutradara pembuat video porno tersebut," ujar Agung di kantor Polda Jawa Barat.