Sabtu 06 Jan 2018 17:49 WIB

Kegamangan PPP Ketika Menjual Nama Uu di Pilgub Jabar

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
(dari kiri) Sekjen PPP Arsul Sani, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan Ketua PPP Romahurmuziy menunjukan surat dukungan pada acara deklarasi cagub dan cawagub Jabar di Kantor DPP PPP, Jakarta, Selasa (24/10).
Foto: Republika/Prayogi
(dari kiri) Sekjen PPP Arsul Sani, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum dan Ketua PPP Romahurmuziy menunjukan surat dukungan pada acara deklarasi cagub dan cawagub Jabar di Kantor DPP PPP, Jakarta, Selasa (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Sosok bakal calon gubernur Jabar yang belum diketahui pasti siapa cawagub pendampingnya, tinggal Ridwan Kamil (Emil). Anggapan yang mengemuka terkait pendamping Emil di Pilgub Jabar 2018 ini, yaitu PDIP akan mendukung Wali Kota Bandung itu dengan menyodorkan nama cawagub. Lantas bagaimana nasib PPP di Jabar yang dari tahun lalu sudah berusaha menjodohkan Emil dengan Uu Ruzhanul Ulum?

Sejak awal sekali, PPP telah menyodorkan Bupati Tasikmalaya Uu sebagai pendamping Emil di Pilgub Jabar. Namun Emil tidak juga memberikan kepastian mau-tidaknya meski telah diberikan tenggat waktu pada akhir Desember lalu. Sampai Jumat (5/1) malam pun, belum ada kepastian siapa yang akan menjadi cawagub untuk Emil.

"Sampai dengan Magrib tadi, belum ada informasi bahwa PDIP secara resmi akan bergabung dengan koalisi ini," tutur Ketua Umum PPP Romahurmuziy di kantor DPP PPP, kemarin malam.

Meski belum ada cawagub, masuknya PDIP ke dalam koalisi pendukung Emil membuat PPP ketar-ketir mengatur strategi supaya mendapat kursi nomor 2 di Jabar. Bahkan, sebetulnya bukan hanya PPP yang ingin menempati posisi Jabar 2 tapi juga PKB. Walaupun, tampaknya ambisi PKB tidak sebesar PPP dalam mengejar posisi tersebut di Jabar.

Romi mengakui, PDIP berpeluang besar mengajukan nama untuk mengisi posisi cawagub. Namun, selayaknya sosok yang diusulkan PDIP harus dibahas terlebih dulu dengan seluruh partai koalisi untuk melihat kepantasannya.

"Kalau kemudian akan mendorong wakil, sepatutnya berbicara dengan seluruh partai koalisi yang ada, apakah calon wakil itu sejalan dengan kita," ujar dia.

Selama ini, sosok yang digadang-gadang diusung PDIP di Pilgub Jabar, adalah Irjen Pol Anton Charliyan, mantan Kapolda Jabar. Nama tersebut tentu akan digodok lagi di tubuh partai yang berkoalisi. Alih-alih menaikan elektabilitas, malah bikin turun karena keliru memilih.

PPP sebagai parpol sejak lama mengajukan Uu sebagai pendamping Emil, papar Romi, juga belum tentu akan mendukung cawagub yang disodorkan PDIP. Bukan tidak mungkin PPP akan menarik dukungan kepada Emil jika cawagub yang diajukan PDIP tidak menggambarkan wajah PPP. Pendapat ulama dan kader di Jabar akan menjadi penentu keputusan PPP.

Partai Islam tertua di Indonesia itu juga masih membidik partai mana yang bisa menjadikan Uu sebagai cawagub. Romi mengatakan pada Kamis (4/1) sore kemarin dia sempat berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Keduanya membahas kemungkinan Deddy Mizwar, kader Demokrat yang ditetapkan November 2017 lalu, untuk disandingkan dengan Uu.

Namun lagi-lagi usaha PPP gagal. Sebab Demiz, panggilan akrab Deddy, telah dipasangkan dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi oleh Golkar. Golkar telah resmi memberikan dukungan kepada pasangan Demiz-Demul.

"Kemarin sore (Kamis 4/1) saya sudah berkomunikasi dengan Pak SBY untuk menimbang kemungkinan Demiz-Uu, ini apabila kemudian ada hal-hal yang tidak menjadi kondisi ideal yang kita bayangkan untuk Jabar. Tapi kan kita tahu sore tadi (Jumat 5/1) Demiz dan Dedi Mulyadi sudah bersama-sama menerima SK dari Partai Golkar," ujarnya.

Saat ini, diakui Romi, pilihannya sudah tidak banyak lagi. Ada Sudrajat-Ahmad Syaikhu hasil koalisi Gerindra, PKS, dan PAN, Demiz-Demul hasil koalisi Golkar, Demokrat, dan Emil hasil koalisi PDIP, Nasdem, dan PKB. "Pilihan sudah tidak banyak lagi. Pilihannya takkan lepas dari nama-nama itu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement