REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Happy Bone Zulkarnain mengatakan posisi Menteri Perindustrian Airlangga Hartato yang kini merangkap jabatan sebagai Ketua Umum Partai Golkar tidak akan memengaruhi kinerja kedua bidang tersebut.
Dalam diskusi bertajuk "Perlukah Airlangga Mundur?" di Jakarta, Sabtu (6/1), ia mengatakan Airlangga sudah mempersiapkan tim solid dan profesional baik di Kementerian Perindustrian maupun Golkar agar tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan politik.
"Airlangga sudah membentuk tim solid dan profesional, sehingga tidak akan mengganggu kinerja Kementerian Perindustrian dan partai. Tim ini terpisah di ranah birokrasi dan partai. Tim tersebut mempunyai target dan sasaran yang jelas," kata Happy.
Ia memandang waktu pemerintahan Kabinet Kerja sudah tidak banyak lagi, apalagi menjelang tahapan Pilpres 2019 pada Agustus dan September mendatang, sehingga posisi Airlangga dalam dua jabatan tidak perlu diperdebatkan.
Menurut dia, banyak program-program Kementerian Perindustrian yang dicetuskan Airlangga harus dilanjutkan, sehingga disayangkan jika program tersebut menjadi terkendala akibat perombakan kabinet.
Happy memaparkan setelah Airlangga terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar menggantikan Setya Novanto pada Rapat Pleno DPP Partai Golkar pertengahan Desember 2017, survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) atas partai berlambang pohon beringin tersebut menunjukkan peningkatan tiga persen dari 9,5 persen menjadi 12,5 persen dalam satu bulan.
Dalam kesempatan yang sama, peneliti dari Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas mengatakan publik bisa berkaca pada kinerja Menteri Desa dan PDTT Eko Putro Sandjojo yang juga merangkap sebagai Bendahara Umum Partai Kebangkitan Bangsa. Capaian Kabinet Kerja sesuai Nawa Cita, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dapat terealisasi dengan baik meskipun Eko memiliki jabatan penting dari partai politiknya.
"Program andalan pemerintah, yakni membangun desa dari pinggiran, mengalami akselerasi luar biasa, pengentasan kemiskinan juga masuk dari jalur desa. Tidak ada efek langsung akibat posisi sebagai bendahara partai dengan kinerja kementerian dia," ungkap Abbas.
Ia menambahkan Airlangga mencerminkan figur menteri yang dibutuhkan Jokowi, yakni inovatif, menghasilkan karya baru, memperkuat kebijakan yang dirancang Presiden serta program yang dihasilkan dapat dirasakan langsung ke masyarakat. Oleh sebab itu, menurut Abbas, kemungkinan bagi Jokowi untuk menggeser posisi Airlangga dari Menteri Perindustrian sangatlah kecil.