Sabtu 06 Jan 2018 12:36 WIB

Citra Anton Charliyan di Jabar Jadi Kendala Ridwan Kamil

Rep: Ali Mansur/ Red: Bilal Ramadhan
Mantan kapolda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan.
Foto: REPUBLIKA/Edi Yusuf
Mantan kapolda Jawa Barat, Inspektur Jenderal Polisi Anton Charliyan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf menilai bakal calon gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil harus sangat selektif dalam memilih pasangannya. Oleh karena itu sampai saat ini, Wali Kota Bandung itu belum menunjuk pendampingnya untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.

Padahal dua pasang lawannya, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2DM) dan Sudrajat-Ahmad Syaikhu sudah siap untuk mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah. "Kalau Kang Emil (Ridwan Kamil) salah memilih wakilnya maka akibatnya bisa fatal. Namun sebaliknya kalau Kang Emil mendapatkan pendamping yang sedikit kuat saja, peluang untuk menang sangat besar," ungkap Asep, saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (6/1).

Sementara nama terakhir yang dihubungkan dengan Ridwan Kamil adalah mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charlyan. Nama Anton muncul setelah Ridwan Kamil mendapatkan dukungan dari PDI Perjuangan. Sebelumnya nama Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum pun sempatkan dikabarkan bakal menjadi kandidat pasangan Ridwan Kamil.

"Dibanding Anton, Kang Emil akan lebih tangguh jika berduet dengan Pak Uu atau juga dengan Sekda Jawa Barat, Iwa Karniwa, atau pun Puti Soekarnoputri meski agak sulit karena nama Puti belum dikenal di Jawa Barat," jelas Asep Warlan.

Asep berpendapat, jika Ridwan Kamil dipaksakan berpasangan dengan Anton maka bakal menjadi pekerjaan berat bagi partai pengusung dan Ridwan Kamil itu sendiri. Mengingat lawan yang ada seperti Deddy Mirzwar dan Dedi Mulyadi cukup mendapat tempat di masyarakat Jawa Barat. Kemudian pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

"Maaf ini, pak Anton di Jawa Barat itu agak kurang bagus citra beliau. Itu dipicu penyerangan kepada FPI beberapa waktu lalu itu. Nah itu masih terngiang-ngiang di masyarakat Jawa Barat," tutur Asep.

Di samping itu, Anton juga dinilai kurang akrab dengan Umat Islam di Jawa Barat. Sehingga hal ini yang mengakibatkan PPP mengancam akan menarik dukungannya jika Ridwan Kamil memilih Anton sebagai pendampingnya.

Kata Asep, PPP diancam oleh umatnya, kalau tetap memilih Anton sebagai wakilnya kami akan berpindah dukungannya kepada pasangannya yang berpihak kepada Umat Islam, baik itu kepada Sudrajat-Syaikhu atau 2DM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement