Jumat 05 Jan 2018 07:28 WIB

Ribuan PMKS Dipulangkan Pemkot Surabaya Selama 2017

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas Satpol PP merazia gelandangan dan pengemis (ilustrasi)
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Petugas Satpol PP merazia gelandangan dan pengemis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Sosial telah memulangkan sebanyak 1.500 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) selama 2017. Mereka yang dipulangkan kebanyakan dari beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan luar pulau.

"Kurang lebih 1.500-an yang sudah kita pulangkan ke daerah asal, ke berbagai daerah, termasuk luar pulau, ke NTT, Makassar, Sulawesi. Terdiri atas 27 jenis PMKS," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Supomo di Surabaya, Jumat (5/1).

Supomo melanjutkan, untuk antisipasi agar para PMKS yang dipulangkan tidak kembali, Dinsos Surabaya berkoordinasi dengan pemerintah daerah masing-masing. Terlebih, ketika proses pemulangan, para PMKS itu diantar sampai ke keluarga masing-masing. "Tentunya banyak keluarga yang berterima kasih, banyak juga kejadian-kejadian yang di luar dugaan. Ada juga mereka yang tahlilan sampai seribu harinya, dan kemudian tiba-tiba mereka kembali dikira keluarganya sudah meninggal," ujar Supomo.

Supomo menjelaskan, 27 jenis PMKS yang dipulangkan terdiri dari ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), anjal, gepeng, WTS dan sebagainya. Saat ini, lanjut Supomo, PMKS yang tinggal di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Kota Surabaya tinggal sekitar 1600-an lagi dimana kesemuanya itu didominasi ODGJ.

Supomo mengatakan, selama tinggal di Liponsos, para PMKS tersebut diperlakukan layaknya manusia normal. Mereka diberi pengobatan, pelatihan, makan dan pakaian yang layak, agar mereka bisa hidup lebih baik. Dalam pengobatannya dilakukan berbagai tahapan seperti diopnamekan dulu selama satu minggu di rumah sakit, kemudian dirawat, dan selanjutnya diantar obat jalan secara rutin ke rumah sakit.

"Ada juga yang sudah mendekati sembuh itu kita rekreasikan ke kebun binatang, ke taman-taman, kita ajak mereka jalan-jalan, sebagai upaya untuk mengingat kembali memori mereka. Upaya apapun kita tempuh agar mereka cepat sembuh," kata Supomo.

Saat ini, Supomo menjelaskan, Pemkot Surabaya lebih meningkatkan kuantitas dari pengawasan, pemantauan, dan pengendalian. Itu dilakukan untuk mengantisipasi datangnya PMKS ke Surabaya. Upaya yang dilakukan adalah dengan terus menggerakkan kecamatan, kelurahan, RT dan RW, dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan adanya permasalahan sosial dan keamanan. Supomo melanjutkan, siapa pun boleh datang ke Surabaya, asalkan mereka mempunyai tujuan yang jelas.

"Kalau mereka di sini ketahuan menjadi PMKS, maka akan kita tertibkan dan kalau bisa kita ajak ngomong, maka akan langsung kita pulangkan ke daerah asal," kata Supomo.

Supomo melanjutkan, jika dirata-ratakan, setiap bulan Dinsos Surabaya memulangkan sekitar 50 sampai 60 PMKS ke daerah asal. Tetapi, setiap hari ada saja PMKS yang ditertibkan dan dibawa ke Liponsos dengan rata-rata tiga sampai empat orang per hari.

Supomo mengaku, proses pemulangan pun tidak mudah. Karena, meskipun dokter telah menyatakan PMKS itu sembuh, kebanyakan tidak mau dipulangkan dengan berbagai alasan. Makanya, tidak sedikit pula dari PMKS tersebeut yang sudah sembuh tetap ditampung Pemkot Surabaya. "Ada yang memang tidak memiliki rumah, dan ada juga ketika dipulangkan mereka tidak diterima oleh keluarga dan masyarakat. Itu akhirnya kita tampung kembali di Pondok Sosial eks penderita kusta, ujar Supomo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement