Jumat 05 Jan 2018 05:05 WIB

KAI Imbau Masyarakat Waspada Saat Menyeberang Rel

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bilal Ramadhan
Pengendara motor harus berhati-hati melintasi rel kereta (ilustrasi)
Foto: Mahmud Muhyidin
Pengendara motor harus berhati-hati melintasi rel kereta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Terjadinya kembali peristiwa seseorang tewas tersambar kereta, seperti yang menimpa seorang ibu beserta anaknya di perlintasan jalur di kawasan Bulak Kapal, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, pada Rabu (3/1) lalu, PT KAI kembali mengimbau masyarakat untuk selaluwaspada pada saat menyebrangi rel.

Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Edy Kuswoyo mengatakan pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan kewaspadaan saat menyeberang perlintasan rel. "Tak henti-hentinya kami imbau kepada masyarakat untuk terus waspada, dengan menengok kanan dan kiri saat akan melintas, dan patuhi rambu-rambu perlintasan," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis(4/1).

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menerobos pintu perlintasan yang telah ditutup, apapun alasannya. Sebab, peristiwa yang terjadi di Bulak Kapal itu disebabkan karena pengendara tak mempedulikan peringatan orang-orang di sekitarnya untuk berhenti.

"Lebih baik konsentrasi dahulu, jangan menggunakan ponsel atau handset saat berkendara dan juga gunakan lajur jalan sesuai arahnya," ujarnya menegaskan.

Kecelakaan yang menewaskan ibu bernama Partini (46) dan anaknya yang diperkirakan berusia 10 tahun itu terjadi di sebuah perlintasan sebidang yang saat itu tidak sedang dalam penjagaan. Pada Rabu, sekitar pukul 10.30 WIB, Partini yang membonceng anaknya melaju kencang menyeberangi lintasan KA dengan menggunakan sepeda motor berpelat-nomor B3111FNB.

Para pengendara lain sebenarnya telah memperingatkan warga Cikarang, Kabupaten Bekasi itu. Namun, Partini masih terus melaju menyebrangi lintasan. Naas, kereta Commuter Line jurusan Cikarang-Jakarta Kota menyambarnya. Partini dan anaknya terseret sejauh hingga 10 meter, kemudian tewas di tempat kejadian.

Edy mengatakan, di wilayah Daerah Operasi 1 Jakarta, masih ada 309 perlintasan yang tidak resmi. "Biasanya perlintasan itu sebidang dan takada penjaganya," katanya.

Pihaknya pun telah mengupayakan untuk melakukan pematokan danjuga menutup perlintasan tidak resmi tersebut, bersama dengan beberapa stakeholder. Ia mengungkapkan, pihaknya bekerjasama dengan Dirjen KA Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah setempat, dan juga Dinas Perhubungan setempat, serta kepolisian setempat.

Secara bertahap kami lakukan pematokan dan penutupan perlintasan sebidang dan tak resmi itu, katanya. Sejauh ini pihaknya telah menutup sebanyak 13 perlintasan sebidang di areal Jabodetabek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement