REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengajak aparatur sipil negara (ASN) turut mensukseskan program Pemprov Jatim 2018. Ajakan tersebut disampaikan Soekarwo saat memimpin Apel Pagi Awal Tahun 2018 di Halaman Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan Nomor 110, Surabaya, Selasa (2/1).
Pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu menyatakan, yang masih menjadi permasalahan di Jatim saat ini yakni pertumbuhan industri masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi. Padahal, sebaiknya pertumbuhan industri harus di atas pertumbuhan ekonomi.
"Meskipun demikian pertumbuhan industri Jatim termasuk yang baik di atas rata-rata pertumbuhan industri nasional," kata Pakde Karwo.
Untuk itu, pada tahun 2018, Pakde Karwo meminta agar sasaran meningkatkan pertumbuhan industri lebih pada memberikan nilai tambah di bahan baku. Sebagai contoh, petani harus bisa menjadikan padi menjadi beras, dan tidak menjual gabah kering giling.
Di bidang infrastruktur, lanjutnya, Pemprov Jatim ingin mewujudkan semua wilayah terhubung oleh transportasi. Keinginan tersebut menurutnya bisa dicapai jika pembangunan jalan tol dan jalan provinsi, pembangunan jalur ganda kereta api (double track), pengembangan dan pembangunan bandara dan pengembangan pelabuhan berjalan baik.
"Apabila semua jalur transportasi terhubung, maka perekonomian Jatim akan meningkat dengan cepat. Secara tidak langsung tingkat kesejahteraan masyarakatnya ikut terungkit," ujar Soekarwo.
Di bidang pertanian, lanjut Soekarwo, Pemprov Jatim akan mengoptimalisasikan nilai tambah untuk budidaya pertanian. Diantaranya, di sektor pertanian tanaman pangan dengan intensifikasi dan mekanisasi pertanian dari hulu hingga hilir, serta peningkatan indeks pertanaman dari 1,86 menjadi 2,49.
Selanjutnya, Pemprov Jatim juga berupaya meningkatkan sumber daya manusia melalui dua cara. Kedua cara yang dimaksud yakni di sektor formal SMK menjadi filial fakultas di universitas, dan di sektor non formal melalui SMK mini dan Balai latihan kerja.
Pakde Karwo juga menjanjikan akan tetap konsentrasi menanggulangi kemiskinan, dimana langkah pengentasan kemiskinan menjadi program prioritas pada tahun 2018 khususnya pada kawasan Madura. Beberapa cara yang akan dilakukan yaitu meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, antara lain melalui penanggulangan feminisasi kemiskinan.
"Kemudian mengurangi pengeluaran masyarakat miskin melalui bantuan pangan beras dari Dinsos, dan melakukan sinergitas program penagggulangan kemiskinan antara pusat dan daerah," kata Soekarwo.