REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Penjagaan Mapolres Semarang diperketat. Masyarakat yang akan melakukan berbagai keperluan seperti pembuatan SKCK maupun SIM di Mapolres Semarang, harus melalui pemeriksaan ketat anggota Dalmas serta dukungan Sat Brimob Polda Jawa Tengah di gerbang utama kantor polisi ini.
Selain pemeriksaan identitas, petugas bersenjata laras panjang juga melakukan pemeriksaan dengan alat detektor logam terhadap kendaraan bermotor (mobil) maupun barang- barang yang dibawa para tamu.
Hal ini terkait dengan terjadinya teror bom molotov di Mapolsek Bontoala, Makassar. Sulawesi Selatan, kemarin (1/1).
Kabag Ops Polres Semarang, Kompol Suparji mengungkapkan, peningkatan keamanan ini sebenarnya sudah menjadi rutinitas di gerbang utama lingkungan Mapolres Semarang ini.
"Karena ancaman teror yang ditujukan kepada aparat kepolisian memang benar- benar nyata. Oleh karena itu, sesuai dengan perintah pimpinan, baik Kapolri, Kapolda Jawa Tengah maupun Kapolres Semarang, kewaspadaan terhadap ancaman aksi terror ini harus ditingkatkan," ujar Suparji, Selasa (2/1).
(baca: Kapolsek Bontoala Jadi Korban Pelemparan Bom Molotov)
Tak terkecuali di lingkungan Polres Semarang yang hari ini meningkatkan pengamanan terhadap para tamu maupun pengunjung Mapolres. Pemeriksaan dilakukan terhadap para tamu yang akan masuk dilingkungan Mapolres Semarang.
"Ketatnya pengamanan ini dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman keamanan yang ditujukan kepada anggota Polri maupun ancaman keamanan terhadap kantor polisi," ungkapnya.
Untuk melaksanakan kewaspadaan ini, Polres Semarang mendapatkan dukungan personel bantuan dari Sat Brimob Polda Jawa Tengah. "Selain personel juga peralatan pendukungnya," lanjut Suparji.
Seperti diketahui, Polsek Bontoala, Makassar menjadi sasaran pelemparan bom Molotov oleh orang tak dikenal. Meski tak sampai mengakibatkan korban jiwa, insiden ini menunjukkan ancaman teror yang ditujukan kepada polisi masih berlanjut.