Selasa 02 Jan 2018 15:14 WIB

Penduduk Miskin di Lampung Masih Sejuta Jiwa

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
BPS Lampung rilis inflasi dan angka kemiskinan di Provinsi Lampung selama tahun 2017.
Foto: republika/mursalin yasland
BPS Lampung rilis inflasi dan angka kemiskinan di Provinsi Lampung selama tahun 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung menyatakan, jumlah penduduk miskin pada September 2017 masih tersisa sebanyak 1.083.740 orang. Angka ini menurun 13,04 persen dibandingkan dengan Maret 2017 sebesar 1.131.730 orang. Penurunan tersebut teristimewa pada tahun 2017 oleh karena berbagai faktor.

"Memang ada penurunan yang tajam angka kemiskinan pada September 2017 dibandingkan Maret 2017 atau tahun-tahun sebelumnya di Provinsi Lampung," kata Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum di Bandar Lampung, Selasa (2/1).

Menurut Yeane, penurunan angka kemiskinan pada September 2017 dipengaruhi faktor stabilnya inflasi di Provinsi Lampung pada periode Maret hingga September 2017, pertumbuhan ekonomi Lampung, juga tersalurnya program beras sejahtera (Rastra) pada bulan tersebut.

Pada Maret 2017, ia mengemukakan penyaluran rastra kepada masyarakat miskin masih terbatas, sedangkan pada September 2017 penyalurannya sudah 100 persen. Kondisi tersebut membuat peningkatan kesejahteraan penduduk semakin baik, karena faktor garis kemiskinan juga diukur dengan petersediaan pangan seperti beras.

Ia menyebutkan persentase penduduk miksin di daerah perkotaan pada Maret 2017 sebear 10,03 persen atau turun menjadi 9,13 persen pada September 2017. Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 15,08 persen satau turun menjadi 14,56 persen pada September 2017.

Selama periode Maret-September 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 16.350 orang, atau dari 228.320 orang pada Maret 2017 menjadi 211.970 orang pada September 2017. Sedangkan di perdesaan turun sebanyak 31.640 orang atau dari 903.410 orang pada Maret 2017 menjadi 871.770 orang pada September 2017.

Menurut BPS, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Komoditi makanan seperti beras, daging, telur, gula, tempe, mi instan, susu, dan juga rokok.

Pada September 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Lampung yang diukur oleh Gini Ratio tercatat sebesar 0,333. Angka tersebut menurun sebesar 0,001 poin jika dibandingkan dengan gini ratio Maret 2017 sebesar 0,334. Jika dibandingkan dengan gini ratio September 2016 sebesar 0,358, gini ratio September 2017 turun sebesar 0,025 poin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement