REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 34 warga mengalami luka-luka akibat jembatan gantung putus di lokasi penangkaran rusa Cariu di Desa Sirnarasa, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin (1/1). Selain melukai puluhan warga, putusnya jembatan gantung ini juga menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Saat ini petugas Polsek Tanjungsari beserta jajaran Muspika masih melakukan validasi data di rumah sakit dan puskesmas tempat para korban dirawat. Kapolsek Tanjungsari, Iptu Muhaimin mengatakan, peristiwa diketahui terjadi sekitar pukul 15.15 WIB.
Korban luka-luka merupakan pengunjung wisata penangkaran rusa Cariu yang dikelola oleh Perhutani. "Kami baru mendapatkan laporan ada satu orang meninggal dunia atas nama Neni," kata Iptu Muhaimin.
Muhaimin memaparkan dari 35 orang korban jembatan gantung putus, lima orang luka berat, sisanya luka ringan. Dari lima orang luka berat tersebut, satu orang meninggal dunia atas nama Neni usia 45 tahun, beralamat di Ciketing Barat, Bantar Gebang, Bekasi.
Belum diketahui penyebab putusnya jembatan gantung tersebut, dugaan sementara karena sudah tua. Jembatan terbuat dari bambu diikat dengan tali kawat, semi permanen, seperti kebanyakan jembatan yang ada di masyarakat.
Jembatan membentang di atas Sungai Cipamingkis panjang 44 meter, lebar satu meter, ketinggian 2,5 meter dari atas sungai. Lokasi tersebut menjadi objek wisata penangkaran rusa yang sering didatangi oleh warga.
Diduga jembatan tidak mampu menahan beban karena warga menyeberang beramai-ramai sehingga putus. Korban berjatuhan ke Sungai Cipamingkis.
Ia mengatakan, seluruh korban jembatan putus telah dievakuasi jajaran Polsek Tanjungsari bersama muspika, camat dan Satpol PP. Korban luka berat dibawa ke rumah sakit terdekat dan luka ringan ke Puskesmas Tanjungsari.