Sabtu 30 Dec 2017 16:44 WIB

Edukasi Difteri kepada Masyarakat Perlu Ditingkatkan

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Antisipasi Difteri. Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Antisipasi Difteri. Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Edukasi, sosialisasi dan penyadaran kepada masyarakat tentang bahaya dan upaya pencegahan difteri harus terus ditingkatkan. Terutama, di daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri.

"Misalnya di tempat umum seperti di masjid atau pengajian atau tempat umum lain bisa digunakan untuk sosialisasi tentang difteri," ungkap mantan wakil menteri kesehatan (Wamenkes) pada Kabinet Indonesia Bersatu II, Ali Ghufron Mukti kepada Republika.co.id, Sabtu (30/12).

 

Dia mengatakan, sosialisasi tersebut sifatnya sangat penting. Sebab, dibeberapa daerah masih banyak masyarakat yang belum paham, bahkan belum mengetahui ancaman penyakit difteri.

 

Padahal, lanjut Ghufron, pengetahuan tentang bahaya dan upaya pencegahan difteri perlu dipahami oleh semua masyarakat. Terlebih, bagi masyarakat yang berada di KLB difteri.

 

"Yang perlu saya tekankan, penyadaran itu tidak saja menjadi tanggung jawab petugas kesehatan tetapi juga tokoh masyarakat," tegas dia.

 

Difteri, Ghufron menjelaskan, beresiko menyerang anak dan orang dewasa. Untuk itu pemberian vaksin difteri perlu dilakukan kepada semua elemen masyarakat.

 

"Jadi bukan hanya anak, karena tak sedikit orang dewasa yang juga perlu booster atau vaksin lagi. Sebab mereka sudah lama atau bahkan tidak pernah diimunisasi sejak kecilnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement