Kamis 28 Dec 2017 19:25 WIB

1.027 Pegawai Kemendagri Jalani Vaksinasi Difteri

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andi Nur Aminah
Antisipasi Difteri. Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Antisipasi Difteri. Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar vaksinasi difteri terhadap ribuan pegawai pada Kamis (28/12) dan Jumat (29/12). Dalam acara ini, sebanyak 1.027 pegawai di lingkungan Kemendagri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) dapat melakukan vaksinasi difteri secara gratis.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk respons pemerintah atas meningkatnya kasus difteri saat ini. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemerintah sudah menetapkan difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Provinsi DKI Jakarta.

"Maka ini harus dijadikan dorongan bagi kita semua untuk sadar akan kesehatan dan kualitas hidup orang banyak. Ingat, pada akhir-akhir ini wabah penyakit semakin banyak bermunculan, kalau bukan kita yang peduli, lalu siapa? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?" ujar Tjahjo.

Kemendagri mentargetkan kegiatan vaksinasi akan diikuti oleh 4.000 pegawai selama dua hari. Hingga Kamis sore, sudah ada 1.027 pegawai Kemendagri yang disuntik vaksin difteri.

Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri, Hadi Prabowo, mengatakan vaksinasi juga akan digelar di IPDN dan menyasar para praja IPDN. Nantinya, vaksinasi difteri akan diberikan setelah praja menyelesaikan masa cutinya, pada pekan kedua Januari 2018.

Hadi mengingatkan bahaya difteri yang belum banyak disadari masyarakat. "Sebagaimana sudah diterangkan oleh Dinas Kesehatan DKI, bahwa penularan penyakit difteri bisa lewat batuk, bersin dan sebagainya (lewat lendir tenggorokan). Penyakit ini bisa ditandai dengan batuk, demam yang biasanya tidak dirasakan masyarakat. Dikira hanya batuk biasa tetapi bisa menyerang ke otak dan bisa membahayakan kejiwaan," jelas Hadi.

Dia menambahkan, pemerintah juga memberikan bantuan penanganan kepada daerah dengan status kejadian luar biasa (KLB) difteri. Salah satunya yakni memberikan fasilitas vaksinasi difteri gratis di puskesmas kepada masyarakat.

Dikonfirmasi secara terpisah, Plt Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri, Diah Indrajati, mengatakan pihaknya telah mengirimkan surat edaran (SE) kepada seluruh daerah dalam rangka penanggulangan difteri. Dalam SE tersebut Kemendagri meminta daerah melaksanakan vaksinasi difteri secara menyeluruh kepada masyarakat. "Kami sudah minta daerah melakukan vaksinasi secara menyeluruh, mudah-mudahan penularan virus ini bisa ditangani dengan langkah tersebut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement