Kamis 28 Dec 2017 11:00 WIB

Polisi Buru Pelaku Pembunuhan Keji Warga Timika Asal NTT

Kapolres Mimika AKBP Victor D Mackbon.
Foto: ANTARA FOTO
Kapolres Mimika AKBP Victor D Mackbon.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Penyidik Satuan Reserse dan Kriminal Polres Mimika, Papua belum dapat mengungkap pelaku pembunuhan terhadap Hakim (40), warga Timika asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditemukan tewas dekat Pos Pengamanan Perumahan DPRD Mimika pada Sabtu (23/12). Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon di Timika, Kamis (27/12), mengatakan, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh jajaran Satuan Reskrim Polres Mimika.

"Kami masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Kami sudah mendapatkan visum jenazah korban dari pihak rumah sakit. Kiranya hal ini dapat menjadi petunjuk siapa yang melakukan perbuatan keji itu kepada korban," kata Victor.

Polisi sangat mengharapkan dukungan dari masyarakat Timika yang mengetahui informasi terkait pembunuhan terhadap pria bernama Hakim itu agar memberitahukannya kepada aparat kepolisian.

"Tolong bantu kami untuk segera mengungkap pelakunya. Pelaku kejahatan kemanusiaan seperti ini tidak boleh dibiarkan bebas berkeliaran. Ini kejahatan. Jangan sampai terjadi ada orang yang seenaknya membunuh orang lain tapi tidak diproses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Victor.

Ia mengakui alat bukti untuk mengungkap misteri pembunuhan ini masih sangat minim sehingga menyulitkan polisi untuk mengungkap pelakunya. "Petunjuk-petunjuk yang kami dapatkan masih sangat minim. Tapi kami tetap optimistis dapat mengungkap kasus ini," jelas Victor.

Hakim ditemukan tewas bersimbah darah di dalam Pos Pengamanan Perumahan DPRD Mimika yang beralamat di Jalan Poros Timika-Kuala Kencana, tepatnya di Kelurahan Karang Senang, Distrik Kuala Kencana, Sabtu (23/12) pagi. Menurut keterangan saksi Johanis Menanti, korban sehari-harinya bekerja sebagai buruh bangunan.

Johanis mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan almarhum Hakim pada Jumat (22/12) sore sekitar pukul 17.00 WIT usai bekerja. Saat itu Hakim bersama dua rekannya yaitu YS dan RM makan di dekat Pos Sekuriti gerbang keluar. Setelah makan Johanis langsung pulang, sementara YS dan RM memilih tidur di Pos.

"Karena tidak punya tempat tinggal, Hakim pamit ke masjid untuk istirahat. Sementara dua rekannya memutuskan menginap di pos karena cuaca sedang hujan pada malam itu," kata Johanis.

Keesokan harinya, rekan-rekan korban kaget saat menemukan Hakim sudah tergeletak tak bernyawa dengan sekujur tubuh bersimbah darah akibat luka tusukan benda tajam di bagian lehernya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement