REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault mengucapkan duka cita atas meninggalnya Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Dede Mariana. Adhyaksa mengenal Dede sebagai tokoh yang selalu mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan Gerakan Pramuka.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, kami Kwarnas menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Kak Dede Mariana. Saya berharap dari kaderisasi Gerakan Pramuka lahir kembali sosok seperti Kak Dede, seorang yang ikhlas, jujur, dan menjadi teladan adik-adik Pramuka dalam banyak hal. Di era sekarang kita butuh ribuan orang seperti Kak Dede," kata Adhyaksa Dault di Jakarta, Sabtu (23/12).
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unpad itu, menurut Adhyaksa, adalah orang baik. Sepanjang hidupnya selalu didedikasikan untuk Gerakan Pramuka. Ia tidak hanya dikenal di kalangan Pramuka, tetapi juga masyarakat luas. Sebab, almarhum semasa hidupnya banyak memberikan sumbangsih pemikiran baik dalam hal politik, maupun isu-isu sosial.
"Terutama bagi masyarakat Jawa Barat, karena almarhum memang memiliki kemampuan analisisa yang tajam berkaitan dengan politik lokal. Karenanya tak heran, beliau selalu jadi rujukan bagi pemerintah daerah, tuturnya.
Dede meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada Jumat sore dalam usia 54 tahun. Dede dirawat di rumah sakit tersebut selama sebulan. Almarhum dikebumikan di pemakaman keluarga di Jalan Basuki, Kiara Condong, Kota Bandung pada Sabtu (23/12) pukul 09.00 WIB.
Jabatan terakhir Dede adalah Ketua Tim Aliansi Strategis Unpad (Asup) Jawa Barat. Ini merupakan program yang diinisasi Unpad untuk meningkatkan pengembangan wilayah dari 27 Kabupaten se-Jawa Barat. Selain mengajar dan melakukan riset, Dede juga aktif menulis artikel tentang politik lokal dan nasional di berbagai media cetak.
Di tengah kesibukannya mengajar, Dede masih aktif di Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Bandung. Dia aktif di Pramuka dari tingkat Siaga sampai Penegak. Dia bahkan pernah menjadi Ketua Dewan Kerja Penegak dan Pandega Kwarda Jawa Barat periode 1987-1991, setelah itu menjadi Sekretaris Kwarda Jawa Barat.
"Sampai akhir hayatnya, Kak Dede masih aktif sebagai pembina di Gugus Depan di SMA 2 Bandung (Ambalan Samratulangi) dan pelatih di Pusdiklat Kwarcab Bandung. Tentu kami semua merasa kehilangan sosok kakak terbaik yang sudah banyak memberikan kontribusi bagi Gerakan Pramuka," pungkasnya.