REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Alunan musik Salsa terdengar mengalun di lobi salah satu hotel di Bali. Petikan gitar, ketukan conga -semacam kendang khas Kuba- serasa mengajak mereka yang ada di sana untuk bergoyang.
Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00. Satu per satu tamu yang mayoritas warga asing mulai datang pada Jumat (22/12) malam. Kebanyakan di antaranya mengenakan pakaian bernuansa Kuba.
Ada yang hadir sendiri, berpasangan atau bahkan berkelompok. Ada yang datang dengan mobil sewaan, taksi hingga ojek daring. "Ya kami sedang ada pesta," ujar seorang pria bule dengan setelah jas abu-abu dan topi fedora yang dikenakannya saat memasuki lift.
Ia menceritakan, pesta ini diselenggarakan oleh majalah the Yak. Majalah itu sangat terkenal di Bali. Meski lokal, namun the Yak yang menulis beragam macam hiburan, makanan dan gaya hidup di Bali ini dapat dicari di kota-kota besar, bahkan di sejumlah negara di luar negeri.
Menariknya, 'Party-party' ala Kuba ini digelar di tengah kondisi pariwisata Pulau Bali yang merosot pascameletusnya Gunung Agung pada pertengahan November lalu. Tak sedikit tamu yang membatalkan kunjungannya ke Pulau Dewata karena khawatir akan keselamatan mereka.
Salah seorang panitia dari the Yak tak menampik jika pelaksanaan pesta Kuba ini terbilang nekat mengingat situasi pascameletusnya Gunung Aung. Namun, ia menegakan bukan berarti tanpa perhitungan.
"Kami kerja sama dengan pihak ketiga yang meminta digelarnya pesta ini," ujar panitia itu. "Ya memang tak sedikit tamu dari luar yang membatalkan kunjungan."
Di tengah keriuhan Pesta, sekelompok pria asing dengan pakaian bermotif bendera Kuba bernyanyi-nyanyi sambil mengibarkan bendera Kuba. Salah seorang di antaranya merekam momen-momen tersebut seolah tak ingin melupakan pengalaman mereka di Bali.
Di tempat terpisah dan waktu yang sama di Bali, Presiden Joko Widodo dan para menteri di Bali menggelar sidang kabinet. Sidang membahas tentang pemulihan pariwisata di Bali. Dalam rapat, Presiden kembali menekankan lokasi wisata Bali sudah aman.
"Kita ingin menunjukkan kepada wisatawan dan dunia bahwa wisata di Bali aman karena memang dampak dari erupsi di Gunung Agung hanya berjarak 8-10 kilometer dari puncak gunung," ujarnya saat memimpin rapat di Wisma Pendidikan dan Pelatihan PU dan Perumahan Rakyat Werdapura, Sanur, Kota Denpasar, Jumat.
Pada Jumat sore untuk meyakinkan Bali aman Presiden Joko Widodo berjalan di pesisir pantai. Jokowi yang mengenakan baju kaos ungu tanpa kerah dan celana hitam bahkan tak segan berswafoto dengan turis asing.
Tak hanya Jokowi, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Gubernur BI Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani terlebih dulu mengunjungi pos pemantauan di Rendang, Karang Asem, Bali. "Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Bali adalah aman," ujar Sri Mulyani.
Kebetulan Bali akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi Bank Dunia dan Dana Moneter Indonesia (IMF) pada tahun depan. Sebanyak 17 ribu tamu undangan dari berbagai negara akan hadiri. Termasuk di antaranya yakni Gubernur Bank Sentral negara-negara asing.
Baik Sri Mulyani, Luhut maupun Agus menegaskan tak akan ada perubahan tempat pelaksanaan pertemuan. Pemerintah telah menyiapkan beragam rencana untuk mensukseskan acara tersebut.
Pesta ala Kuba di salah satu hotel di Bali.
Pantauan Republika.co.id di sejumlah lokasi di Kuta maupun Seminyak pada Kamis dan Jumat malam turis asing terlihat memenuhi berbagai restauran ataupun bar.
Suara alunan musik juga terdengar cukup jelas di sepanjang jalan. Sejumlah bar ada yang menarik pengunjung dengan hiburan permainan tongkat api. Seorang remaja turis asing maju ke atas panggung dan menyanyikan lagu di restoran bu Made. Sekelompok temannya memberikan tepuk tangan hangat saat ia mulai bernyanyi dan menambah kehangatan malam.
Made, salah seorang sopir yang biasa mengantarkan turis menuturkan, kondisi Bali sudah mulai kembali ramai dalam beberapa hari terakhir. Hal itu tak terlepas dari mulai masuknya liburan panjang Natal Tahun baru. Ia pun berharap pariwisata di Bali akan terus bergeliat mengingat sektor ini memberikan sumbangan ekonomi cukup berarti buat warga setempat.
Ucapan Made seolah mengamini pernyataan Luhut saat mengunjungi pos pemantauan. Luhut mengungukapkan kondisi Bali akan kembali normal jika semua bekerja sama dengan solid. "Semua kalau kita kompak solid bekerja mestinya bisa kita selesaikan.," ujarnya dengan optimis.