REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Warga Kampung Rawa Taal, Desa Tegaldatar, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, geger dengan peristiwa tenggelamnya kapal pada Kamis (21/12). Kapal tenggelam itu, mengangkut petani yang habis panen di Pulau Nusa, Waduk Cirata.
Insiden Komander Operasi Sar Rawa Taal, Letkol Inf Ari Maulana, mengatakan, berdasarkan laporan warga pada Kamis (21/12) pagi hari, 20 warga Kampung Rawabaru, Desa Sinargalih, Kecamatan Maniis, berangkat dari rumah menuju Pulau Nusa. Mereka, hendak memanen hasil pertanian. Seperti, panen cabai merah, jagung, singkong, dan ubi. "Mereka menyewa kapal yang terbuat dari alumunium atau fiber yang di nahkodai oleh Dana," ujar Ari, kepada Republika.co.id, Jumat (22/12).
Sekitar pukul 14.00 WIB, 20 warga ini hendak kembali pulang ke rumah. Terdiri atas 12 warga dewasa dan sisanya anak-anak. Mengingat, cuaca mulai tidak bersahabat. Dari 20 warga ini, enam di antaranya pulang terlebih dulu dan selamat sampai daratan.
Kemudian, kapal yang dinahkodai oleh Dana itu kembali ke Pulau Nusa untuk menjemput 14 warga lainnya. Tetapi, karena pada saat itu sudah turun hujan, maka 14 penumpang berikut hasil panennya diangkut bersamaan.
Baru 500 meter berjalan, lanjut Ari, tiba-tiba perahu itu tenggelam. Sebanyak 14 warga berikut nahkodanya ikut tercebur ke dalam Waduk Cirata. Namun, dari 15 orang itu sembilan orang bisa diselamatkan. Termasuk, Dana si nahkoda kapal. "Enam lainnya tenggelam. Hingga saat ini, korban yang tenggelam masih belum ditemukan," ujar Ari.
Menurut Ari, jadi total korban kapal tenggelam ini 15 orang. Di antaranya seorang nahkoda kapal.