REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pencarian enam korban kapal tenggelam di Waduk Cirata, Kampung Rawa Taal, Desa Tegaldatar, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, dilanjutkan. Akan tetapi, sampai hari kedua pencarian ini masih belum ada titik terang. Padahal, tim gabungan sudah menerjunkan enam penyelam untuk mencari korban tenggelam di Waduk Cirata itu.
Insiden Komander Operasi SAR Rawa Taal, Letkol Inf Ari Maulana, mengatakan, pencarian hari kedua ini dilanjutkan sejak pukul 06.00 WIB. Dalam pencarian ini, empat penyelam dari Basarnas Jabar sudah diterjunkan. "Tim penyelam sudah menyasar lokasi yang jadi titik tenggelamnya keenam korban," ujar Ari, kepada Republika.co.id, Jumat (22/12).
Namun, sampai Jumat siang keenam korban belum ditemukan. Pasalnya, di lapangan ada sejumlah kendala. Salah satunya, mengenai kualitas air Waduk Cirata yang buruk. Selain itu, banyak sekali eceng gondok.
Berdasarkan laporan tim penyelam, jarak pandang (visibility) di kedalaman 15 meter sudah nol. Meski demikian, para penyelam ini sudah berupaya menyelam sampai kedalaman 30 meter. Jika dipaksakan, khawatir akan membahayakan petugas yang menyelam.
Padahal, pencarian sudah dilakukan sampai di berbagai luasan diameter. Seperti, diameter 20 meter sampai 100 meter. Tak hanya menyelam, pencarian juga dilakukan di atas air. Yakni, sejumlah perahu baik milik tim gabungan sama warga juga dikerahkan. "Kalau sampai siang tak diketemukan, kita akan menerjunkan lagi satu regu penyelam dari Damkar Purwakarta," jelas Ari.
Sementara itu, Kepala Basarnas Jawa Barat Riyadi, mengatakan, pencairan dilakukan sampai radius 200 meter. Kedalaman di lokasi tenggelam diprediksi mencapai 60 meter. Adapun tim penyelam yang disiapkan sebanyak 50 petugas. "50 penyelam ini mencari korban bergantian," ujar Riyadi.
Data keenam warga yang hilang itu, masing-masing Cicah (60 tahun), Dadang (60 tahun), Iyat (60 tahun), Erus (50 tahun). Serta dua. Anak-anak, yakni Dudun (8 tahun) dan Siti Nurhasanah (10 tahun). )