Rabu 20 Dec 2017 15:45 WIB

Peringati HKSN, Menko PMK: Bangun Bangsa Butuh Gotong Royong

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dalam sambutannya sekaligus mewakili Presiden RI pada puncak Peringatan HKSN Tahun 2017 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, (20/12).
Foto: istimewa
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dalam sambutannya sekaligus mewakili Presiden RI pada puncak Peringatan HKSN Tahun 2017 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menilai, membangun Indonesia membutuhkan kerja bersama, gotong royong dari seluruh elemen bangsa Indonesia untuk mencapai hasil yang diinginkan serta membangun komitmen dalam menjaga kebhinekaan agar tetap satu.

“Membangun Indonesia membutuhkan kerja bersama, gotong royong, dari seluruh elemen bangsa Indonesia. Gotong royong merupakan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, satu perjuangan bantu-binantu bersama. Gotong royong adalah amal semua buat kepentingan bersama,” kata dia dalam sambutannya sekaligus mewakili Presiden RI pada puncak Peringatan HKSN Tahun 2017 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, (20/12).

 “Karena intisari dari Pancasila adalah gotong royong,” tambahnya seraya mengutip pernyataan Bapak Pendiri Bangsa, Bung Karno.

Sesuai dengan tema peringatan, HKSN Tahun 2017 yang mengusung tema: ”Kesetiakawanan Sosial Nasional Perekat Keberagaman,” Menko PMK menilai bahwa tema ini punya makna mendalam yaitu memperteguh gotong-royong di dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia dan membangun komitmen di dalam menjaga kebhinekaan agar tetap satu. Meskipun tema yang ditampilkan dalam acara HKSN berbeda setiap tahunnya tetapi Menko PMK mencatat bahwa semua tema itu punya makna yang satu, yaitu semangat untuk saling bergotong royong.

Menko PMK memaparkan peristiwa bersejarah 20 Desember 1948, tepat 69 tahun lalu ditandai dengan bersatunya seluruh lapisan masyarakat untuk mempertahankan kedaulatan negara, setelah tentara kolonial Belanda menyerbu dan menduduki ibukota negara Yogyakarta.

Saat itu, seluruh lapisan masyarakat dan kekuatan bangsa bahu-membahu, tua muda, laki-perempuan, baik dari kalangan petani, pedagang, pelajar, pegawai dan seluruh komponen anak bangsa bergabung dan membentuk mata rantai perjuangan. Mulai saat itu pula, rasa kesetiakawanan sosial di antara sesama bangsa dikukuhkan dalam Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN).

“Sementara dalam konteks kekinian, semangat juang lahirnya HKSN diperlihatkan dalam kebersamaan, kepedulian, dan kerja bersama dalam membangun Indonesia,” kata Puan.

Menko PMK menyebutkan membangun Indonesia tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tapi perlu sinergi dan gotong royong oleh semua pihak.

“Oleh karena itu, sesuai dengan fungsi dan peran kita masing-masing, marilah kita terus menyadari, meyakini, dan memperteguh dalam setiap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bahwa kita berbeda-beda, merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk Indonesia, yang harus terus kita syukuri dan kita rawat bersama. Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika,” kata Menko PMK lagi.

“Mari ikut serta mengambil peran, dalam kebersamaan kita sebagai Bangsa Indonesia, untuk menjadikan Indonesia sebagai rumah kita bersama yang sejahtera, maju, dan berbudaya,” imbau Puan.

Selain memberikan sambutan, Menko PMK yang hadir atas nama Pemerintah, memberikan Tanda Kehormatan Satya Lencana Kebaktian Sosial kepada Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Lampung, Ketua PKK Provinsi Jawa Timur, Ketua PKK Provinsi Kalimantan Selatan, Bupati Barito Kuala (Kalsel), Bupati Murung Raya (Kalteng), Bupati Minahasa Tenggara (Sulut), Bupati Gorontalo Utara (Gorontalo), Bupati Berau (Kaltim), Walikota Blitar (Jatim), Walikota Manado (Sulut), Walikota Medan (Sumut),  Walikota Banjar (Jabar), Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dan Ketua Umum IPWL (Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkoba) Kota Makassar (Sulsel).

Selain itu, Menko PMK juga menyerahkan bantuan simbolis Kartu BPJS Ketenagakerjaan kepada total penerima 4.100 orang yang terdiri atas: untuk Program PKH (2.888 kartu tercetak) kepada penerima atas nama Yuliana; Taruna Siaga Bencana (969 kartu) kepada Priyo Prasodjo; Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) (243 kartu) kepada Nursoleh; dan Kartu Disabilitas kepada Agus Listyono. Menko PMK juga menyerahkan: Akta Nikah kepada pasangan Naomi Eka Dewi dan Deny Kristono, Akta Lahir kepada Tasya Maldini. Sementara itu, Menko PMK juga menyaksikan penyerahan bantuan Menteri Sosial berupa satu unit Tanki Air untuk Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah dan satu unit dapur umum untuk Kabupaten Pesisir Barat, Lampung.

Acara puncak peringatan HKSN 2017 ini turut dihadiri antara lain Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa sekaligus Penyelenggara acara, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, para kepala daerah penerima penghargaan; perwakilan kementerian/Lembaga terkait seluruh Indonesia.

Acara lalu ditutup dengan penyerahan Bendera Pataka dari Ketua HKSN 2017 kepada Provinsi Gorontalo yang akan menjadi Tuan Rumah penyelenggaraan HKSN Tahun 2018 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement