Selasa 19 Dec 2017 14:54 WIB

Warga Korban Penggusuran Tetap Bertahan di Lahan

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Endro Yuwanto
Sejumlah warga korban penggusuran lahan di Kampung Palem Nuri, Kelurahan Panunggangan Barat, Kota Tangerang harus bermalam di lahan kuburan, Kamis (7/12).
Foto: Republika/Singgih Wiryono
Sejumlah warga korban penggusuran lahan di Kampung Palem Nuri, Kelurahan Panunggangan Barat, Kota Tangerang harus bermalam di lahan kuburan, Kamis (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  TANGERANG -- Sebagian besar warga korban penggusuran Kampung Mekar Sari, Kelurahan Panunggangan Barat, Kota Tangerang, memilih bertahan di lahan gusuran. Salah seorang warga yang ngotot bertahan di lahan gusuran, Ilyas (36 tahun) mengaku kecewa lantaran kebijakan yang diterapkan Pemerintah Kota Tangerang untuk Rusun Betet.

"Daripada ujungnya kecewa, disuruh bayar Rp 500 ribu, hidup di sini mati di sini aja," ujar Ilyas saat ditemui Republika.co.id di lahan gusuran, Selasa (19/12).

Ilyas yang sebelumnya bertahan di lahan kuburan Betet bergeser ke lahan gusuran karena pengelola kuburan meminta Ilyas pindah. "Jadi katanya nggak enak kalau ada yang ziarah," jelas dia.

Senada dengan Ilyas, Nur Jaya mengatakan warga yang bertahan sudah terbiasa dengan terpaan angin malam dan hidup susah. Oleh karena itu, lanjut dia, warga tetap bertahan di lahan tersebut untuk memperjuangkan hak-hak atas lahan tersebut.

Nur Jaya menjelaskan, setidaknya sekitar 70 kepala keluarga (KK) yang bertahan di lahan itu. Ia berharap, lahan tersebut bisa kembali menjadi miliknya lagi. "Kami orang bodoh hukum, kami kasarnya bodoh di bidang politik, tapi kami tak ingin dibodoh-bodohin," ujar dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement