Senin 18 Dec 2017 15:11 WIB

Panglima TNI akan Evaluasi Tingkat Kesejahteraan Prajurit

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dipanggul dan diarak oleh pasukannya saat menuju kendaraannya di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (18/12).
Foto: Republika/Ronggo Astungkoro
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dipanggul dan diarak oleh pasukannya saat menuju kendaraannya di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebutkan, ia akan mendengar langsung dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono terkait kendala apa saja yang dialami. Ia juga akan mengevaluasi kesejahteraan seluruh prajuritnya.

"Pekan depan saya ingin mendengarkan langsung paparan yang akan diberikan oleh KSAD tentang kendala apa yang dihadapi," ungkap Hadi di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (18/12).

Menurut Hadi, barulah dari sana ia bisa memetakan hal yang perlu dijadikan prioritas untuk direalisasikan pada rencana strategis (renstra) kedua. Sehingga paling tidak, kata dia, pada renstra kedua ini sudah 30 persen alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang diterima oleh TNI AD.

"Sehingga, paling tidak sudah 30 persen alutsista yang harus diterima oleh AD," jelas Hadi.

Soal kesejahteraan prajurit TNI, Hadi menjelaskan, hal itu akan ia evaluasi dalam rapat staf yang akan ia lakukan setelah kegiatan pembaretan hari ini, Senin (18/12). Ada dua agenda yang akan ia bahas dalam rapat tersebut.

"Pertama saya ingin tahu kesejahteraan prajurit di daerah-daerah pernatasan mulai dari Timur sampai Barat. Sehingga, kita akan perhatikan terkait tunjangan-tunjangan. Khususnya, tunjangan khusus kepada seluruh prajurit," ujar Hadi.

Agenda kedua, kata Hadi, merupakan agenda yang paling pokok. Ia akan mencari suatu formulasi atau skema untuk memberikan kesejagteraan berupa rumah pribadi kepada seluruh prajurit TNI. Itu dilakukan agar prajurit yang bertugas ke luar dapat terbebas dari pikiran-pikiran yang mengganggu.

"Sehingga, apabila prajurit ditugaskan keluar, mereka sudah merasa tenang. Nyaman meninggalkan keluarganya yang ditinggal ke daerah jauh," terang dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement