Ahad 17 Dec 2017 10:55 WIB

BPBD: 668 Rumah Rusak Akibat Gempa Tasikmalaya

Warga membersihkan material reruntuhan bangunan rumah pasca gempa bumi di Desa Sumelap, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (16/12).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga membersihkan material reruntuhan bangunan rumah pasca gempa bumi di Desa Sumelap, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyatakan hingga 16 Desember 2017 Pukul 19.00 WIB tercatat 668 rumah rusak akibat terdampak gempa bumi berkekuatan 6,9 Skala Richter yang terjadi pada Jumat (15/12) malam yang berpusat di Selatan Jawa.

"Mengenai dampak kerusakan rumah dan saran akibat kejadian gempa Tasikmalaya pada 15 Desember 2017 di delapan kabupaten/kota di 76 Kecamatan, untuk total rumah rusak ialah 668 Unit," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi dalam siaran persnya, Ahad (17/12).

Dari 668 rumah rusak akibat gempa bumi, Dicky merinci jumlah rusak ringan sebanyak 217 Unit, rusak sedang sebanyak 291 unit dan rusak berat sebanyak 60 unit. Sedangkan, sarana dan prasarana umum yang rusak, lanjut dia, ialah bangunan SD sebanyak 10 unit, bangunan SMP sebanyak satu unit, bangunan SMA sebanyak 4 unit, masjid 6 unit, perkantoran sebanyak 2 unit, bangunan PAUD, satu unit, bangunan madrasah sebanyak 10 unit, rumah sakit satu unit.

"Sementara itu, korban meninggal dunia ada satu orang, luka-luka enam orang dan jumlah pengungsi di posko mencapai 200 orang," kata Dicky.

Menurut dia, BPBD Provinsi Jawa Barat juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mencari informasi pada sumber-sumber yang dapat dipercaya terkait perkembangan situasi pascagempa. Ia mengatakan, untuk keakuratan informasi, masyarakat diimbau mengakses informasi dari media yang kredibel dan media sosial BPBD, BMKG, dan BNPB.

"Menyusul banyaknya berita hoaks yang beredar, kami menganjurkan masyarakat untuk mencari informasi perkembangan melalui (misal) twitter BPBD Jabar di @BPBDJabar," katanya.

Dicky mengungkapkan, posko pengungsi yang sudah dibangun baru di Kabupaten Ciamis sebagai yang terdampak paling parah. "Kami juga mengirimkan kebutuhan logistik ke Ciamis, berupa makanan siap saji, tenda, family kit, kebutuhan anak. Ini terutama karena stok logistik di Ciamis sudah menipis," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement