REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menerbangkan drone atau pesawat tanpa awak untuk mengambil sampel atau emisi gas vulkanik dari atas kawah Gunung Agung.
"Hari ini sampel emisi gas vulkanik sudah kami ambil seperti sulfur dioksida (S02), karbondioksida dan uap air (H2O) dengan menggunakan pesawat tanpa awak ini," kata Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika, di Posko Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Jumat (15/12).
Dalam misi penerbangan drone ini, tim PVMBG menerbangkan pesawat tanpa awak ini dari Lapangan Umum Desa Selat, Karangasem, untuk memantau dan mengambil sampel gas dari dasar magma di kawah gunung setinggi 3.142 mdpl itu. "Kami bersyukur, karena tim kami berhasil mengambil sampel gas ini dan hari ini data sampel gas sedang diolah ke laboratorium dan mudah-mudahan besok pagi hasilnya sudah ada," kata Suantika.
Kemudian, dari hasil pengamatan Gunung Agung hingga saat ini dengan menggunakan drone terlihat kawah agung masing mengeluarkan asap dan terjadi erupsi dengan keluarnya embusan abu vulkanis dengan letusan yang tidak begitu besar. Untuk itu, Gede Suantika menegaskan upaya pemantauan Gunung Agung terus dilakukan selama 24 jam dan Kamis (14/12) lalu, tim PVMBG juga sudah mengambil data visual kubah lava gunung. "Dalam pemantauan terlihat lava belum memenuhi volume kawah yang tersedia," ujarnya.
Hal senada dikatakan, Bagian Geokimia PVMBG, Sofyan Trimuliana mengatakan, tim bersama ATS telah melakukan penerbangan pesawat tanpa awak dengan tujuan melihat kondisi visual kawah Gunung Agung. "Dari hasil pemantauan visual dengan menggunakan drone ini, kami melihat adanya gundukan lava dan aliran lava yang sudah muncul dipermukaan kawah yang disertai hembusan asap yang keluar di dalam kawah," katanya.
Untuk berapa volume atau isian lava di dalam kawah Gunung Agung apakah ada pertumbuhan dan perkembangan, kata dia, akan kembali dianalisis secara lebih mendalam. Untuk hari ini, pihaknya mencoba pengukuran sejauh mana perubahan konsentrasi gas yang berasal dari "plum" atau asap yang dihasilkan kawah Gunung Agung, untuk mengetahui bagaimana kondisinya saat ini.
"Untuk mengetahui adanya peningkatan gas-gas tertentu atau tidak kami selidiki, kemudian setelah diperoleh hasilnya baru dianalisis sebagai bahan evaluasi," ujarnya.
Pemantauan kawah Gunung Agung akan terus dilakukan, karena kondisi Gunung Agung masih dalam level IV (awas) atau kritis. Adapun kegiatan pemantauan visual dengan menggunakan drone untuk melakukan pengukuran gas di atas kawah Gunung Agung saat ini masih bergantung pada kondisi cuaca. "Saat kondisi cuaca baik, baru kami dapat melakukan pengukuran gas di dalam kawah," ujarnya.