REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Tiga pasien terduga terjangkit difteri dirawat di RSU dr Slamet, Garut, Jawa Barat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut pun menggelar uji laboratorium untuk mengetahui penyakit yang diderita ketiga pasien itu.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Garut Janna Markus Yajariawati mengatakan ketiga pasien yang diduga mengalami difteri masih menjalani perawatan secara intensif. Dinkes Garut, kata dia sudah mengirim uji apus tenggorok dan hidung ke Balai BLK Bandung.
"Kalau dilihat secara klinis sudah menjauhi gejala difteri. Makanya masih suspect. Tapi untuk memastikan harus menunggu uji lab dulu," katanya pada wartawan, Jumat (15/12).
Ia menyebut hasil laboratorium baru bisa diketahui dalam waktu sepekan. Untuk sementara ini, ketiga pasien dirawat tim dokter terdiri dari dokter THT, dokter penyakit dalam dan dokter anak.
"Kondisinya sekarang sudah membaik. Asumsi suspect itu dari gejala klinis. Kami lihat gejala-gejala difteri seperti adanya demam dan leher membesar seperti leher sapi sudah tidak ada," ujarnya.
Diketahui, salah satu pasien yang diduga menderita difteri ternyata masih satu kampung dengan Aidah, pasien difteri asal Kecamatan Pakenjeng yang meninggal pada Ahad (10/12). Pihaknya terus memantau para pasien serta keluarganya yang sempat mengadakan kontak langsung dengan pasien.
Total terdapat 12 kasus difteri selama 2017 di Kabupaten Garut. Dari 12 kasus itu, tiga diantaranya meninggal dunia. Kini, Dinkes Kabupaten Garut masih menunggu pemberian vaksin dari Kemenkes.