Jumat 15 Dec 2017 13:41 WIB

32 Ribu Anak di Kota Bekasi Telah Diimunisasi Difteri

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Imunisasi difteri.
Foto: Antara.
Imunisasi difteri.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 32.057 anak di Kota Bekasi telah diimunisasi vaksin difteri dalam pelaksanaan Outbreak Responce Immunization (ORI) sejak tanggal 11 Desember lalu. Pelaksanaan ORI dimaksudkan untuk penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri untuk menurunkan kasus tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Kusnanto Saidi mengatakan angka itu masih belum mencapai separuh dari target sasaran. Target sasaran imunisasi dengan vaksin difteri di Kota Bekasi adalah sebanyak 900 ribuan anak usia 1 sampai 19 tahun, ujarnya dala keterangan pers di Media Center Kantor Pemerintah Kota Bekasi, Jumat (15/12).

Ia mengatakan, target sasaran yang telah didata saat ini mencapai angka 973.634 anak usia 1-19 tahun. Angka itu terdiri atas 268.493 anak usia 1-5 tahun, dan 106.410 anak usia 5-7 tahun. Sementara, anak usia 7-19 tahun, terdata sebanyak 598.731 anak remaja.

"Angka 32 ribuan itu ter-update sampai tanggal 14 Desember kemarin," kata Kusnanto.

Di samping itu, jumlah anak yang telah divaksinasi itu ia katakan meningkat dari hari ke hari. Sehingga ia pun berharap dan optimistis target sasaran 900 ribuan akan terpenuhi untuk satu kali penyuntikan vaksin difteri pada Desember.

Hal itu terlihat dalam data, jumlah anak yang telah diimunisasi adalah sebanyak 937 di hari pertama. Di hari kedua, sebanyak 3.267 anak diimunisasi. Sementara untuk hari ketiga dan keempat, masing-masing ada 9.520 anak dan 17.852 anak yang telah diimunisasi.

Kusnanto juga menyebut ada beberapa Rumah Sakit (RS) di Kota Bekasi rujukan yang ditunjuk oleh Dinkes Kota Bekasi untuk dapat melayani pasien suspek difteri. Kami menunjuk delapan RS untuk jadi rujukan bagi pasien diduga difteri, ujarnya.

Kedelapan RS itu adalah RS Umum Daerah Kota Bekasi, RS Hermina Bekasi, RS Awal Bros Barat dan Timur, RS Mitra Keluarga Cibubur, RS Permata Bekasi, RS Siloam Timur, dan RS Anna Medika Teluk Pucung.

Kedelapan RS itu menyediakan ruang isolasi khusus penderita suspek difteri, sebab rawat inap bagi penderita penyakit difteri memang tidak boleh bercampur dengan pasien lain, ujarnya.

Hal itu disebabkan penyakit difteri memang mudah menular terutama bagi yang sedang memiliki daya tahan tubuh yang rendah. Kusnanto juga tak menutup kemungkinan RS lainnya di Kota Bekasi akan membuka layanan perawatan juga bagi penderita suspek difteri.

Mengenai jumlah stok vaksin sendiri, Dinkes Kota Bekasi sebelumnya telah memiliki stok vaksin yang tersisa dari Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada November lalu. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bekasi, Dezi Syukrawati mengatakan stok itu cukup untuk disuntikkan kepada sasaran di Kota Bekasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement