Jumat 15 Dec 2017 05:22 WIB

Gubernur Sulsel Minta KPID Berperan Tangkal Hoaks

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo

REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID) setempat harus berperan menangkal hoax dan ujaran kebencian yang kini kian marak. "Frekuensi itu kan milik masyarakat, jangan sampai dikotori dengan hoax dan ujaran kebencian, tugasnya KPID jaga itu," kata Syahrul usai menerima audiensi Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID) Sulsel di Makassar, Kamis (14/12).

Menurut Syahrul, KPID merupakan benteng nasional dan benteng peradaban Indonesia, terutama gempuran informasi dari luar yang membuat bangsa kehilangan jati diri. "Jangan sampai informasi-informasi hoax ini mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Adapun kunjungan rombongan KPID Sulsel tersebut dalam rangka persiapan pagelaran KPID Award 2017 Sulsel yang akan digelar di kawasan Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Sabtu (16/12) mendatang. Selain melaporkan persiapan acara, panitia juga mengundang Syahrul untuk membuka acara.

Terkait penyelenggaraan KPID Award Sulsel tidak kalah dari daerah lain. "Saya secara prinsip oke, saya sih maunya kalau bisa di Taman Lakipadada, saya tinggal mengatur jadwal," kata Syahrul.

Sementara itu, Ketua KPID Sulsel Mattewakkang menyebutkan bahwa Gubernur Sulsel merespons dengan baik acara ini. Menurut dia, Syahrul adalah gubernur yang peduli pada lembaga penyiaran. "Setiap tahun beliau hadir, kami juga rencananya akan memberikan apresiasi di tahun terakhir beliau sebagai gubernur," ungkapnya.

Adapun tema dari pemberian anugerah tahunan untuk lembaga penyiaran radio dan televisi ini "Nasionalisme Dalam Politik Tanpa Hoax", pertimbanganya karena beberapa tahun terakhir begitu banyak beredar berita palsu atau hoax. Untuk itu, pihaknya berharap, lembaga penyiaran tidak menyebarkan berita hoax tersebut atau menjadikannya sebagai rujukan utama, apalagi mengambil berita dari sumber yang tidak terverifikasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement