Kamis 14 Dec 2017 21:16 WIB

Jumlah Stasiun Kereta Bogor-Sukabumi akan Dikurangi

Rep: riga nurul iman/ Red: Karta Raharja Ucu
Calon penumpang kereta api Commuter Line antre masuk stasiun Besar Bogor, di Kota Bogor, Jabar, Ahad (19/7).   (Antara/Jafkhairi)
Calon penumpang kereta api Commuter Line antre masuk stasiun Besar Bogor, di Kota Bogor, Jabar, Ahad (19/7). (Antara/Jafkhairi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah stasiun yang berada di jalur kereta Bogor-Sukabumi kemungkinan akan berubah. Pasalnya, jumlah stasiun tersebut akan diatur supaya waktu tempuh kereta di lintasan tersebut menjadi lebih cepat.

"Untuk penambahan atau pengurangan stasiun kereta akan disesuaikan dengan kebutuhan," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada wartawan di Sukabumi, Kamis (14/12). Hal ini disampaikan ketika meninjau lokasi groundbreaking double track atau rel ganda kereta Bogor-Sukabumi di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
 
Misalnya, kata Budi, jumlah stasiun kereta akan dikurangi untuk mempercepat waktu tempuh perjalanan. Sebabnya bila kereta api terlalu banyak berhenti dipastikan waktu tempuh perjalanan akan menjadi lama.
 
Karena itu kata Budi, Kementerian Perhubungan akan mengatur stasiun yang ada di jalur perlintasan tersebut. Berdasarkan data jalur kereta Sukabumi-Bogor melintasi sejumlah stasiun yakni Stasiun Sukabumi, Cisaat, Karangtengah, Cibadak, Parungkuda, Cicurug, Cigombong, Maseng, Batutulis, dan Paledang Bogor.
 
Budi mengungkapkan, terkait pertanyaan untuk memindahkan relokasi Stasiun Sukabumi dari tempat yang ada sekarang belum ada rencana. Hal tersebut dimungkinkan bila akses masuk ke stasiun mengalami kemacetan lalu lintas.
 
Ditambahkan Budi, saat ini kereta api Bogor-Sukabumi masih menggunakan rel yang ada dan dinilai kurang produktif. Pasalnya perjalanan dari Bogor ke Sukabumi memakan waktu kurang lebih 2,5 jam. Selain itu jumlah dari kereta api yang berjalan baru tiga kali sehari dan rangkaiannya hanya enam gerbong.
 
Di samping itu, kata Budi, jumlah orang yang diangkut sedikit. Hal ini karena lintasan rel kereta apinya menanjak dan berliku. "Oleh karena itu pemerintah ingin membangun suatu program double track supaya lintasan tidak terpengaruh dan membuat tanjakan dan tikungan menjadi landai, " imbuh dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement