Rabu 13 Dec 2017 17:49 WIB

Pedagang Sebut Kenaikan Harga Sembako Dipicu Kurang Pasokan

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Sembako di Pasar Tradisional (ilustrasi)
Foto: antara
Sembako di Pasar Tradisional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah pedagang komoditas pokok menyampaikan keluhannya dalam sidak satgas pangan ke pasar Cikurubuk pada Rabu, (13/12). Mereka menilai kenaikan harga terjadi karena kurangnya pasokan.

Salah seorang pedagang beras, Azis mustaqim mengatakan pasokan berasnya mengalami kendala karena masalah cuaca. Apalagi, banjir di wilayah Kota Banjar dan Probolinggo menyebabkan terbatasnya pasokan beras. Akibatnya harga pun mengalami kenaikan.

"Selama dua pekan ini naik sekitar Rp 200 misalnya beras medium dari Rp 9.400 per kilo jadi Rp 9.600. Ini kendala cuaca buruk," katanya pada wartawan.

Tetapi ia memastikan stok pasokan beras masih tersedia hingga beberapa bulan ke depan. Ia optimistis pada periode panen Januari mampu membuat suplai beras kembali lancar.

"Stok ada lah sepuluh ton, bisa sampai Januari. Nanti kan ada panen lagi pertengahan Januari, semoga saja tidak kena banjir lagi," ujarnya.

Keluhan serupa ikut disampaikan pedagang sayur, Raihan. Selama beberapa pekan terakhir, harga dagangannya mengalami lonjakan. Misalnya untuk wortel biasanya di harga Rp 8.000 menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Kenaikan menyentuh pula komoditas kentang dan tomat.

"Faktor naik karena cuaca buruk, kan kalau hujan terus harga cabai melambung. Cabai dari 12 (Rp 12 ribu) jadi 16 (Rp 16 ribu)," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan laporan monitoring pengelola pasar Cikurubuk, kenaikan memang terjadi di sejumlah komoditas dalam sepekan terakhir. Misalnya bawang bombai dari Rp 10 ribu menjadi Rp 13 ribu per kilogram dan ayam broiler dari Rp 30 ribu menjadi Rp 33 ribu per kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement