Selasa 12 Dec 2017 07:27 WIB

Ustaz Somad, Tolerannya Umat Hindu, dan Kesatrianya Laskar Bali

Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya melakukan Ngaturang Pejati atau mempersembahkan Banten Pejati kepada dewa-dewa demi menunjukkan kejujuran dan kebenaran atas segala ucapannya terkait peristiwa yang menimpa Ustaz Abdul Somad di Bali beberapa waktu lalu.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya melakukan Ngaturang Pejati atau mempersembahkan Banten Pejati kepada dewa-dewa demi menunjukkan kejujuran dan kebenaran atas segala ucapannya terkait peristiwa yang menimpa Ustaz Abdul Somad di Bali beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mutia Ramadhani

Salah paham atas kehadiran Ustaz Abdul Somad dengan sejumlah warga di Bali telah selesai dengan damai. Masing-masing pihak saling memahami dan menghormati atas apa yang sebetulnya terjadi.

Ustaz Somad memuji umat Hindu yang begitu luar biasa toleran dan terbuka, sementara sahabat-sahabat Laskar Bali juga sudah menyatakan permohonan maaf secara terbuka.

Ulama kharismatik asal Pekanbaru, Ustaz Abdul Somad menyampaikan apresiasinya terhadap umat Hindu di Bali. Kehadiran Raja Pemecutan XI, Cokorda Pemecutan pada tablig akbar di Masjid Baiturrahman Denpasar dinilainya sebagai bentuk sikap bersahabat dan bersaudara.

Ketua Forum Peduli Ustaz Abdul Somad (FPUAS), Ahmad Syaifullah mengatakan, Ustaz Somad menaruh hormat pada sikap Raja Pemecutan. Kehadiran beliau menunjukkan sikap masyarakat Bali yang sejati

"Umat Hindu di Bali sangat terbuka dengan kehadiran umat lain, sehingga selama ini bisa berdampingan secara harmonis," kata Ustaz Somad sebagaimana disampaikan Syaifullah kepada Republika.co.id, Senin (11/12).

Tablig akbar Ustaz Somad juga dihadiri Penglingsir Puri Gerenceng, Anak Agung Ngurah Agung. Beliau juga Ketua Forum Hindu Muslim Bali.

Syaifullah mengatakan, Ustaz Somad tidak percaya orang-orang yang mempersekusi dirinya adalah bagian dari masyarakat Bali. Ustaz Somad menilai, mereka adalah orang-orang yang keluar dari tradisi, adat istiadat, dan keramahan masyarakat Bali.

Syaifullah yang didampingi Tim Hukum dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pusat Advokasi Hukum dan Hak Azasi Manusia (PAHAM) Bali mengatakan, tindakan para persekutor telah melukai perasaan banyak pihak, terutama para murid Ustaz Somad yang ada di Bali dan luar Bali. Ustaz Somad bagaimana pun ulama yang menjadi aset nasional.

Kedatangan Ustaz Abdul Somad untuk mengisi safari dakwah di Provinsi Bali sempat mendapat penolakan dari sejumlah anggota organisasi masyarakat kepemudaan yang menamakan diri Komponen Rakyat Bali (KRB). Mereka menghadang Ustaz Somad  dengan cara merengsek masuk ke dalam Hotel Aston, tempat dia menginap.

KRB beranggotakan Laskar Bali, Banaspati, Patriot Garuda Nusantara (PGN), Perguruan Sandhi Murti, dan ormas kepemudaan lainnya.

Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Bali, Arya Wedakarna menyesalkan jika dugaan persekusi di hari kedatangan Ustaz Somad di Bali itu benar-benar ada.

"Jika ada tuduhan persekusi, akan adanya hal-hal tersebut, saya sebagai anggota DPD RI juga menyesalkan. Bagaimanapun juga, aspirasi masyarakat harus disalurkan secara baik, dalam artian diplomasi, misalnya komunikasi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Bali atau ke saya sebagai anggota DPD," kata Wedakarna di Denpasar, Senin (11/12).

Senator kelahiran Denpasar, 23 Agustus 1980 ini, kembali mempertanyakan panitia pengundang yang terkesan 'ngotot' mendatangkan Ustaz Somad. Ini karena ormas-ormas di Bali jauh hari sebelum acara sudah berdialog dan melakukan audiensi dengan Kepolisian Daerah (Polda) Bali, tokoh Hindu Bali, tokoh-tokoh Muslim di Tabanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement