Selasa 12 Dec 2017 06:30 WIB

Penjualan di Pasar Tanah Abang Masih Lesu

Seorang kuli panggul membawa barang bawaannya melintas di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (10/7).
Foto: Mahmud Muhyidin
Seorang kuli panggul membawa barang bawaannya melintas di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mas Alamil Huda

Penjualan tekstil di Pasar Tanah Abang masih lesu sehingga beberapa pedagang pakaian terpaksa mengurangi stok barang dagangan mereka lantaran sepinya pembeli. "Karena dari pemasok harga sistem grosir sama satuan disamakan dan pasar sedang sepi, jadi tidak bisa dapat untung," kata seorang pedagang kerudung di Pasar Tanah Abang, Blok F, Nasori, di Jakarta, Senin (11/12).

Nasori mengaku keuntungan yang dia dapat tidak menentu. Saat ramai, Nasori bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu sehari. Adapun ketika sepi, Nasori kadang tidak mendapatkan pemasukan sama sekali.

"Sekarang pasar sepi, pendapatan pun enggak tentu, enggak seperti waktu bulan puasa," ujar Nasori.

Pedagang pakaian wanita di Blok F, Pasar Tanah Abang, lainnya, Waroh, mengaku penjualannya juga menurun. Namun, ia bersyukur beberapa hari ini barang dagangannya mulai laku terjual.

"Akhir-akhir ini mulai stabil, agak lumayan dibanding kemarin turun," kata Waroh. Sebelumnya, waroh hanya mendapatkan Rp 160 ribu sehari, sekarang mulai meningkat pendapatannya menjadi Rp 300 ribu sehari.

Seorang pembeli bernama Yani mengakui, ia dahulu sering ke Tanah Abang untuk mencari pakaian wanita, pakaian pria, dan pakaian anak-anak untuk nantinya dijual lagi. Namun, sekarang ini Yani sudah jarang ke Pasar Tanah Abang karena jaraknya yang jauh dari tempat tinggal.

"Saya kan tinggal di Depok, tapi sekarang sudah jarang ke sana karena jaraknya jauh, belum lagi di sana harus keliling nyari barang," ujar Yani.

Seorang pembeli lainnya yang masih berstatus mahasiswa, Syarif, mengatakan selalu berniat untuk membeli barang ketika datang ke Pasar Tanah Abang. "Biasanya ke sini ya mau beli apa yang saya butuhkan, selain karena ekonomis, terjangkau, banyak model, jaraknya juga lumayan dekat," kata Syarifah.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno masih merahasiakan konsep penataan Tanah Abang. Selama ini, Tanah Abang, khususnya Jalan Jati Baru, kerap terlihat semrawut karena pedagang kaki lima (PKL) mengokupasi trotoar sehingga pejalan kaki harus turun ke jalan. Lalu lintas kendaraan pun tersendat.

Pemprov DKI berjanji, penataan Tanah Abang akan dilakukan secara holistik dengan meniru konsep Grand Bazaar di Istanbul, Turki. Sandiaga menyebut pengumuman akan dibarengkan dengan peluncuran penataan di kawasan itu.

Sandiaga mengakui, ia sepakat dengan Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan untuk tidak memublikasikan konsep penataan itu ke publik sebelum dilaksanakan. Dia menganggap pengumuman penataan nantinya harus sepaket dengan eksekusi di lapangan. Sandiaga ingin program itu bisa dimulai pada Desember ini.

Gubernur Anies menambahkan, Tanah Abang akan dibuat lebih teduh dalam rancang konsep penataan yang akan dilakukan Pemprov DKI. Dia mengatakan, hal itu perlu dilakukan karena cuaca pada siang hari cukup terik dan banyaknya pejalan kaki di wilayah tersebut.

"Enggak ada bangunan khusus, ini daerah di siang hari cukup terik, jadi nanti akan dibuatkan semacam tempat-tempat yang bisa lebih teduh," katanya. (antara, Pengolah: erik purnama putra).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement