Senin 11 Dec 2017 19:40 WIB

Kejari Indramayu Amankan Mantan Kepsek Selewengkan Dana Bos

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), ilustrasi
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Petugas Kejaksaan Negeri (Kejari) Indramayu mengamankan seorang mantan kepala sekolah (kepsek) dan dua orang bendahara sekolah SMKN 1 Arahan, Kabupaten Indramayu. Keduanya diduga telah menyelewengkan dana Bantuan Operasional Sekolah(BOS) tahun anggaran 2014.

 

Adapun ketiga orang itu, yakni SY selaku mantan kepsek, serta AM dan ES, masing-masing mantan bendahara sekolah yang pernah dipimpin SY. SY saat ini masih berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) aktif. Namun, dia sudah tidak lagi menjabat sebagai kepsek di sekolah tersebut.

 

Begitupula dengan AM dan ES, yang juga kini sudah tidak menjabat lagi sebagai bendahara sekolah. Ketiganya diamankan petugas Kejari Indramayu pada awal Desember 2017 dan kini sudah dititipkan di Lapas Klas II B Indramayu. Penahanan terhadap ketiganya akan dilakukan selama 20 hari, mulai 7 Desember hingga 26 Desember 2017.

 

"Penyidik sudah mengantongi dua alat bukti," kata Kepala Kejari Indramayu, Abdillah, Senin (11/12).

 

SY merupakan orang yang bertanggung jawab sepenuhnya atas penggunaan dana BOS. Dia menunjuk AM sebagai bendahara di periode awal tahun anggaran, dan periode berikutnya ES selaku bendaharanya. Ketiga orang itu diduga telah bersekongkol untuk menyelewengkan penggunaan dana BOS.

 

Adapun besaran dana BOS di SMKN 1 Arahan pada 2014 yakni Rp 400 juta. Dari jumlah tersebut, dana yang diduga diselewengkan mencapai Rp 296 juta. Hal itu terungkap dari hasil audit yang telah diterima oleh Kejari Indramayu.  

 

Abdillah menjelaskan, dalam penggunaan dana BOS itu, ketiganya membuat laporan pertanggung jawabannya. Namun, sejumlah bukti-bukti riil seperti kuitansi, nota, dan lainnya sebagian besar ada yang difiktifkan.

 

"Proses pencairannya pun tidak mengacu pada juknis penggunaan dana BOS," terang Abdillah.

 

Saat ini, lanjut Abdillah, Kejari Indramayu terus mengembangkan kasus itu dan memeriksa sejumlah saksi. Pihaknya pun tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.

 

"Mudah-mudahan proses penyidikannya cepat selesai dan dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor," tutur Abdillah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement