Sabtu 09 Dec 2017 11:03 WIB

Gunung Agung Alami Tujuh Kali Letusan

Asap bercampur abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung, terlihat dari Sidemen, Karangasem, Bali, Jumat (8/12).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Asap bercampur abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung, terlihat dari Sidemen, Karangasem, Bali, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Gunung Agung mengalami tujuh kali letusan dengan mengeluarkan asap kelabu beserta butiran debu sejak 10 jam terakhir (Pukul 00.01-10.00 Wita). "Letusan ini mengarah ke barat laut dan sejak 8-9 Desember 2017 ini Gunung Agung masih mengalami erupsi efusif yang berlangsung secara sporadis atau abu yang keluarnya berlangsung fluktuatif," kata Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika saat ditemui di Pos Pantau Gunung Agung, Kecamatan Rendang, Sabtu (8/12).

Selain itu, Gunung Agung juga telah mengeluarkan empat kali hembusan asap berwarna putih yang terpantau pada Sabtu sejak pukul 00.01 hingga 10.00 Wita. Ketingian abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Agung yang terpantau alat PVMBG saat ini mencapai 1.000 hingga 2.000 meter dari atas puncak.

Ia mengatakan hal itu mengindikasikan bahwa kawah belum penuh karena debit lava yang keluar mengisi kawah tidak terlalu banyak. Dibandingkan pada 25-29 November 2017, justru lava memproduksi lebih cepat. Dengan melihat kondisi Gunung Agung saat ini, kata Suantika, mengindikasikan bahwa akan terus terjadi efusi efusif. Suantika menegaskan untuk lava bisa memenuhi kawah ini sulit diprediksi karena laju lava mengalami perlambatan.

"Keluarnya asap berwarna abu kelabu ini terkadang mengeluarkan asap besar atau kecil yang mengeluarkan hembusan abu tetap ke atas lebih awal," ujarnya.

Ia menegaskan setiap malam tim terus memantau adanya sinar api (glow) di atas puncak. Hal itu menandakan erupsi efusif masih tetap berlangsung. "Ini tergantung bagaimana suplai magma, apakah berlangsung tekanan besar dengan cara yang cepat atau sebaliknya," katanya.

Hal itu, katanya, sebagai belum berbahaya dan tidak sporadis keluarnya dibandingkan dengan pada 25-29 November 2017 yang mengeluarkan intensitas abu cukup besar. Aktivitas kegempaan terus dipantau dan hingga saat ini status Gunung Agung masih masuk level IV (awas).

"Tadi kami menerima laporan asap yang diletuskan ke atas dengan cepat sampai di tanah memerlukan waktu satu jam," katanya.

Abu vulkanik, kata dia, hanya mengenai Desa Tianyar dan Desa Kubu, Karangasem, yang berada di bagian lereng utara Gunung Agung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement