REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan masih tetap menyandang sebagai prajurit TNI setelah Presiden Joko Widodo melantik Marsekal TNI Hadi Tjahjono menggantikan dirinya menjadi Panglima TNI. (Baca: Panglima TNI yang Baru Dilantik Sore Ini)
"Sesudah bulan Maret tahun depan pun saya masih sebagai prajurit, walaupun sudah purnatugas," ujarnya di Surabaya, Jatim, Jumat (8/12).
Dia mengatakan, sebagai seorang prajurit TNI, akan selalu mendedikasikan hidupnya untuk ketuhanan negara Republik Indonesia. "Prajurit TNI harus taat hukum dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas segala-galanya. Taat kepada atasan hingga atasan yang tertinggi yaitu Presiden Republik Indonesia yang terpilih secara sah," ucapnya.
Gatot juga mengingatkan prajurit TNI harus netral dari aktivitas politik. "Politiknya prajurit TNI adalah politik negara. Kami memegang teguh prinsip bahwa prajurti TNI tidak bisa dibeli oleh siapa pun," katanya, menegaskan.
Jenderal Gatot Nurmantyo menyempatkan menyapa para prajurit TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Angkatan Udara di Surabaya, yang berlangsung di Markas Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur (Koarmatim), hanya sesaat sebelum jabatan Panglima TNI yang disandangnya digantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melalui pelantikan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, yang dijadwalkan berlangsung sore ini.
Setelah menyapa para prajurit TNI di Surabaya, Jenderal Gatot Nurmantyo bergegas terbang ke Jakarta untuk menghadiri pelantikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Istana Negara Jakarta. Menurut dia, pergantian Panglima TNI adalah hak prerogatif Presiden.
"Saya sudah menjabat Panglima TNI hampir tiga tahun. Tidak harus menunggu sampai saya pensiun pada bulan Maret mendatang untuk melantik Panglima TNI yang baru," tuturnya.
Karena awal tahun depan sudah mulai memasuki masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di seluruh wilayah Indonesia, maka Jenderal Gatot sepakat jika pergantian Panglima TNI dilakukan pada akhir tahun ini. "Mungkin Presiden berpikir bulan Januari 2018 sudah persiapan Pilkada serentak yang dimungkinkan sudah mulai ada riak. Kalau panglimanya menjabat pada Desember akhir tahun ini maka sudah bisa mulai berorientasi dan siap menghadapi perkembangan," ujarnya.
Selanjutnya Jenderal Gatot menjadwalkan serah terima jabatannya digelar Sabtu (9/12) di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta, atau sehari setelah pelantikan Panglima TNI yang baru, agar tidak terjadi kekosongan pemegang kendali komando TNI. "Biar pada hari Senin, 11 Desember, Panglima TNI yang baru bisa langsung memimpin apel perdana, sehingga sempurna sudah purnatugas saya," ucapnya.