Kamis 07 Dec 2017 11:04 WIB

Tempat Ibadah dan Galeri Seni tak Luput dari Penggusuran

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah tempat ibadah dan galeri seni tidak luput dari penggusuran yang dilakukan PT Angkasa Pura 1 di Desa Palihan, Kabupaten Kulonprogo, DIY.  Penggusuran yang masih ditolak ratusan warga itu sendiri dilakukan demi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Rabu (6/12).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Sejumlah tempat ibadah dan galeri seni tidak luput dari penggusuran yang dilakukan PT Angkasa Pura 1 di Desa Palihan, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Penggusuran yang masih ditolak ratusan warga itu sendiri dilakukan demi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Rabu (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Ratusan rumah di Desa Palihan, Kabupaten Kulonprogo, DIY telah hancur akibat penggusuran yang dilakukan PT Angkasa Pura 1. Selain rumah-rumah masyarakat, tempat-tempat ibadah dan galeri seni tidak luput dari penggusuran yang dilakukan demi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) tersebut.

Ratusan masyarakat masih bertahan kendati penggusuran yang terjadi telah mengakibatkan tiga orang luka-luka, serta belasan aktivis yang bersolidaritas ditangkap. Beruntung, belasan aktivis akhirnya dibebaskan pada Selasa (5/12) malam. Selain rumah-rumah masyarakat, penggusuran menimpa lahan-lahan pertanian yang merupakan milik masyarakat. Bahkan, tempat-tempat ibadah tidak luput dari penggusuran yang berujung ricuh, akibat bentrokan yang terjadi antara masyarakat dan Polisi.

Tidak jauh dari rumah masyarakat yang masih bertahan, tampak satu mushola/masjid yang tampak sudah dihancurkan sebagian menggunakan alat berat. Tempat ibadah untuk umat Islam itu tampak sudah bolong dan meninggalkan rangka-rangka saja.

Sepanjang mata memandang ke Desa Palihan, pohon-pohon yang ditebang tampak dibiarkan begitu saja, tanpa ada pengelolaan. Namun, alat-alat berat tampak masih bertengger di sejumlah titik yang ada di Desa Palihan.

Selain itu, ada satu galeri seni yang turut dihancurkan dari penggusuran yang dilakukan kemarin. Bahkan, patung-patung yang ada di galeri tersebut, tampak dibiarkan saja hancur dan terlantar di jalan-jalan. Posisi galeri itu sendiri tepat berada di depan Masjid Al Hidayah, yang merupakan posko utama aktivis-aktivis solidaritas. Sejauh ini, belum didapatkan kabar itikad baik dari PT Angkasa Pura 1, untuk berdialog dengan masyarakat.

Sedangkan, tiga warga sudah mengalami luka-luka akibat penggusuran kemarin siang. "Saya itu melihat ada aktivis yang dipukuli sampai berdarah-darah, saya bilang lepaskan, saya ikut dicekik, ditendang dan dipukul," kata Aulia kepada Republika, Rabu (6/12).

Senada, Koordinator Aliansi Tolak Bandara, Heronimus Heron, mengecam tindak kekerasan yang telah dilakukan Kepolisian. Selain tiga warga, kekerasan turut menimpa setidaknya tiga aktivis yang merupakan gabungan mahasiswa-mahasiswa DIY.

"Jadi ada enam orang yang luka-luka, kita harap itu tidak terjadi lagi," ujar Heron

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement