Rabu 06 Dec 2017 08:16 WIB

Banjir Lahar Gunung Agung Mengalir ke Pantai Jasri

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andi Nur Aminah
Warga menyaksikan lahar dingin yang mengalir di Sungai Yeh Sah, Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (2/12). Hujan deras di kawasan Gunung Agung menyebabkan lahar dingin kembali mengalir di sungai itu.
Foto: Hafidz Mubarak/Antara
Warga menyaksikan lahar dingin yang mengalir di Sungai Yeh Sah, Rendang, Karangasem, Bali, Sabtu (2/12). Hujan deras di kawasan Gunung Agung menyebabkan lahar dingin kembali mengalir di sungai itu.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Banjir lahar dingin hasil erupsi Gunung Agung bercampur bersama air hujan yang turun di Karangasem beberapa hari terakhir. Sebagian lahar hujan ini mengalir hingga ke Pantai Jasri di Karangasem. "Hujan deras di bagian hulu bisa menyebabkan banjir lahar hujan dan membawa material abu serta pasir hasil erupsi Gunung Agung," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (6/12).

Pantai Jasri berlokasi di Desa Adat Jasri, Kelurahan Subagan. Desa ini masuk ke dalam 28 desa yang terdaftar sebagai kawasan rawan bencana (KRB) atau zona merah.

Sutopo mengingatkan masyarakat supaya tidak terlalu antusias mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi terkait Gunung Agung, seperti banjir lahar dingin. Masyarakat terkadang mengabaikan keselamatan pribadi, seperti mengambil gambar atau video dari jembatan.

Aliran banjir lahar hujan bisa merobohkan jembatan setelah erupsi Gunung Merapi 2010. Kekuatan aliran banjir lahar hujan dapat menghanyutkan batu-batu besar yang kemudian menabrak jembatan, seperti kejadian runtuhnya Jembatan Desa Tiatar dan Jembatan Desa Cepogo di Boyolali. Jembatan ini ambrol ke dasar jurang setelah diterjang material lumpur dan pasir yang terbawa aliran air sungai dari arah Gunung Merapi.

Kekuatan aliran banjir lahar hujan lebih besar dibanding aliran banjir air konvensional. Sutopo mengatakan jika batu besar saja bisa hanyut, apalagi manusia yang beraktivitas di dekat sungai atau sekitar jembatan. "Jangan melakukan aktivitas di atas jembatan saat hujan di sekitar Gunung Agung. Berbahaya," ujarnya.

Gunung Agung pagi ini terpantau tenang. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang terdeteksi berwarna putih. Intensitasnya tipis hingga sedang dengan tinggi 1.000 hingga 2.000 meter di atas puncak kawah. Status gunung suci umat Hindu Bali itu masih di level awas. Radius zona bahaya berada pada delapan hingga 10 kilometer (km) dari puncak kawah.

Aktivitas seismik Gunung Agung pagi ini terpantau delapan kali gempa frekuensi rendah berdurasi 40 hingga 115 detik, lima kali gempa vulkanik dangkal berdurasi 10 hingga 24 detik, dan tiga kali gempa vulkanik dalam berdurasi 9 hingga 42 detik. Tremor menerus dengan amplitudo satu hingga dua milimeter (mm) masih terus terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement