Selasa 05 Dec 2017 19:22 WIB

Anak-Anak Korban Erupsi Gunung Agung Dapat Masker Spesial

Erupsi Magmatik Masih Terjadi. Anak sekolah melihat erupsi magmatik Gunung Agung dari Kubu, Karangasem, Bali, Selasa (28/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Erupsi Magmatik Masih Terjadi. Anak sekolah melihat erupsi magmatik Gunung Agung dari Kubu, Karangasem, Bali, Selasa (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Yayasan Kopernik bekerja sama dengan Air Line Pilots Association of Singapore (ALPA-S) menyerahkan bantuan berupa 15.000 masker kepada anak-anak pengungsi bencana Erupsi Gunung Agung.

"Masker khusus anak itu belum ada di Indonesia sehingga saya harus membelinya di Singapura. Beruntung, Captain Yang Siew dan Air Line Pilots Association of Singapore bisa membantu saya membawa masker ke Bali. Karena masker ini sangat dibutuhkan oleh anak di sekitar Gunung Agung," ujar Chair of The Board Yayasan Kopernik, Suzy Hutomo, di Gianyar, Bali, Selasa.

Ia menjelaskan penyerahan bantuan yang dilakukan bersama dengan "Mount Agung Relief" yang merupakan koordinasi antara Kopernik, IDEP Foundation, Bumi Sehat, Rio Helmi, Rucina Ballinger dan orang tua siswa Green School itu sudah mulai dilaksanakan di Banjar Linggawana, Karangasem, Bali, Senin (4/12).

Masker yang diserahkan merupakan masker jenis Air+ Children's Masks dengan desain khusus untuk anak-anak yang dikirim dari Singapura menuju ke Bali oleh Charity Comm Chairman ALPA-S, Captain Yang Siew, yang menumpang pesawat Singapore Airlines.

"Saya sempat mengalami kesulitan karena paket bantuan masker ini tidak dapat dibawa menggunakan jasa kargo, namun akhirnya saya bisa membawanya melalui bagasi penumpang dan tidak dikenakan biaya bagasi oleh pihak maskapai," kata Captain Yang Siew.

Banyaknya paket masker yang ia bawa juga sempat mengakibatkan antrean penumpang di konter check-in Bandara Singapura. Saat sampai di Indonesia, dirinya juga harus meyakinkan pihak bea cukai bahwa masker yang dibawanya itu tidak untuk dijual dan seluruhnya merupakan bantuan pengungsi Gunung Agung.

Penyerahan bantuan masker anak tersebut dilakukan karena masker yang disediakan biasanya merupakan masker untuk orang dewasa. "Masker dewasa tidak cocok jika digunakan oleh anak, karena ukurannya terlalu besar sehingga material vulkanis Gunung Agung masih bisa masuk saluran pernapasan anak," kata Suzy Hutomo.

Yayasan Kopernik akan terus mendistribusikan masker khusus anak tersebut. "Kami mendistribusikannya secara bertahap ke sejumlah titik pengungsian, selain itu kami juga mensosialisasikan cara pemakaian masker yang benar," kata Operations Director Kopernik, Romy Tubagus Ridwan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement