REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski baru berusia tiga tahun dan belum memiliki kursi di parlemen, popularitas Partai Perindo besutan Hary Tanoesoedibjo meroket di kalangan pemilih pemula atau generasi milenial. Generasi milenial memang digadang-gadang menjadi salah satu aktor utama dalam membawa perubahan Indonesia masa kini ke masa yang akan datang.
Namun, tidak dapat dipungkiri, sikap politik masyarakat, termasuk kelompok milenial, masih membutuhkan adaptasi sebelum berkiprah untuk berpolitik aktif. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemuda Perindo, Effendi Syahputra, mengatakan Partai Perindo melakukan kampanye 'Saya Milenial, Saya Perindo' di media sosial guna menarik perhatian generasi muda untuk ikut terlibat dalam membangun bangsa.
"Jadi gerakan ini untuk mengajak generasi milenial agar lebih memahami politik. Ikut serta membangun bangsa dan berpartisipasi dalam politik praktis. Artinya, generasi milenial dapat bersuara dan memberikan kontribusi positif bagi negeri," kata Effendi dalam rilisnya, Senin (4/12).
Sebagai partai baru, eksistensi Partai Perindo di mata generasi milenial memang tidak diragukan lagi. Bahkan, Center for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei teranyar pada November 2017 yang menyebutkan popularitas Partai Perindo melesat jauh meninggalkan partai baru lainnya. Bahkan, Perindo berada pada jajaran 5 besar di kalangan generasi milenial.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Perindo, Ahmad Rofiq, memandang generasi muda itu mempunyai idealisme yang cukup kuat dan keras. “Semangat kaum muda adalah semangat Perindo, oleh karenanya bila ingin menatap Indonesia ke depan dengan kemajuannya maka jangan berpangku tangan, mari bergabung ke partai politik melalui Perindo,” ujar Rofiq.
Dalam perjalanannya, Rofiq memaparkan, Partai Perindo ingin menjadikan generasi millenial sebagai ladang yang subur untuk sama-sama membangun bangsa ini ke depan. Dengan penuh kesungguhan agar tercipta suatu masyarakat yang sejahtera, serta menjadi bangsa yang setara dengan bangsa-bangsa lain.
Menuju Pemilu 2019, Rofiq mengatakan, Partai Perindo akan bergerak secara keseluruhan termasuk melibatkan kelompok muda, yang memang memiliki habitat tersendiri dan mempunyai ego yang cukup kuat.
Untuk mewadahi generasi milenial, Perindo telah membentuk organisasi sayap khusus bagi para pemuda. Di antaranya adalah Koalisi Muda Perindo (Komando) yang akan mewadahi para mahasiswa dan pelajar.
Komando melengkapi organisasi sayap Perindo lainnya yang lebih dulu terbentuk, yakni Rescue Perindo, Pemuda Perindo, Kartini Perindo, Gerakan Rajawali (GRIND) Perindo, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Perindo, Barisan Penjaga (Baja) Perindo, hingga Majelis Dzikir Al-Ittihad Perindo.
Sebelumnya, peneliti CSIS, Arya Fernandes, mengatakan salah satu alasan elektabilitas Perindo meroket adalah migrasi kader muda dari partai lain yang berpengalaman. "Karena adanya migrasi kader muda berpengalaman dari partai lain ke Perindo. Itu yang membuat mereka dengan mudah beradaptasi dan sosialisasi kepada masyarakat," jelas dia.
Survei itu sendiri dilakukan pada 23-30 Agustus 2017. Ada 600 sampel yang dipilih secara acak (multistage random sampling) dari 34 provinsi di Indonesia. Responden generasi milenial adalah masyarakat Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu dan berusia 17-29 tahun. Margin of error survei ini sebesar +/- 4 persen.