Senin 04 Dec 2017 22:05 WIB

Mendes Minta TKI Bermasalah Kembali ke Desa

Kedatangan TKI Bermasalah di Tanjung Priok
Kedatangan TKI Bermasalah di Tanjung Priok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengajak para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air dan membangun desa.

"Kementerian Desa mempunyai berbagai program pembangunan di kawasan perdesaan. Dengan pengalaman para TKI di luar negeri, kami yakin semua bisa menjadi contoh bagi masyarakat desa di lingkungan kalian," ujar Menteri Eko di hadapan puluhan TKI Bermasalah (TKIB) saat pembukaan Pendidikan dan Pelatihan TKI Purna dalam Program Saya Ingin Sukses di Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat (BBPLM), Jakarta, Senin (4/12).

Eko mengapresiasi program Saya Mau Sukses yang memfasilitasi para TKIB agar lebih berdaya. Program lintas kementerian atau lembaga tersebut membantu para TKIB agar mereka tidak putus asa setelah mendapatkan masalah di luar negeri. Dengan program ini, dia yakin para TKIB agar bisa mandiri dengan berwirausaha.

Eko menegaskan jika Kemendes PDTT siap memfasilitasi TKIB untuk mendapatkan pelatihan keterampilan seperti menjahit, membuat usaha kuliner, kerajinan, hingga berwirausaha. Dengan berbagai pelatihan tersebut maka TKIB tidak lagi hanya bergerak di sektor informal saat terjun di dunia kerja nyata.

"Dengan kerja sama yang banyak pihak seperti Bank Rakyat Indonesia (BNI) dan kalangan swasta seperti Lion Group, para TKI Purna tidak akan kesulitan di persoalan dana dan pemasaran hasil usaha mereka," jelas dia.

Eko juga menambahkan saat ini alokasi dana desa terus bertambah tiap tahun. Besaran dana tersebut diimplementasikan dalam banyak program yang mampu menyerap jutaan tenaga kerja.Apalagi mulai tahun depan akan ada program padat karya cash yang mengalokasikan minimal 30 persen dari dana desa atau setara Rp18 triliun.

"Jadi ada Rp18 triliun dari dana desa untuk program tersebut, berdasarkan analisa kami dana tersebut bisa menyerapnya sedikitnya 5,7 juta tenaga kerja. Ini tentu peluang yang harus dimanfaatkan oleh para TKIB." katanya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement