REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Komite sekolah dasar (SD) IT Al Fahmi meminta agar dugaan kasus keracunan yang menimpa ratusan siswa di sekolah itu diinvestigasi secara menyeluruh. Komite juga meminta pihak sekolah terbuka dalam memberikan informasi.
"Kami berada di pihak orang tua. Mendengar informasi, langsung datang dan berkomunikasi dengan pihak sekolah. Kami meminta, agar sekolah terbuka memberikan informasi dan akses bagi pihak yang berkompeten, untuk melakukan investigasi," Kata Ketua Komite SD IT Al Fahmi, Muh Rizal dalam rilisnya, Senin (4/12) petang.
Bagi Rizal, kasus dugaan keracunan, merupakan musibah yang siapa saja pasti tidak menginginkan untuk terjadi.
Dalam komunikasi dengan pihak sekolah kata Rizal, kepala SD IT Al Fahmi mengaku sudah meminta kepada semua guru, untuk mendampingi siswa yang masuk ke rumah sakit.
"Musibah ini tidak hanya menimpa siswa, juga anak pengurus yayasan, anak saya dan pengurus komite yang lain," ungkap Rizal.
Selain itu, komite sekolah menghargai respons cepat sekolah dalam menangani musibah itu, dan akan melakukan langkah lebih lanjut setelah menerima hasil pemeriksaan sampel makanan dan muntah yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Palu.
Terkait musibah yang terjadi, komite berharap, agar dibuat standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan katering dan meningkatkan sanitasi serta higienitas pengelolaan katering serta memberikan pelatihan bagi para pengelola.
Hal ini kata dia, bukan sesuatu yang sulit dilakukan, karena selama ini, komite sekolah merasa pihak sekolah sangat responsif dengan usulan dan masukan dari wali murid dan komite sekolah sebagai perwakilan orangtua.
Kepada pihak yan berwenang, juga diminta untuk terbuka menyampaikan hasil investigasi, termasuk kepada media. Publikasi media yang berimbang, sangat dibutuhkan dalam rangka memberikan informasi kepada publik dan orangtua.
Selain itu, hasil investigasi dan respons publik, akan menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi pihak sekolah dan komite. Dari hasil survei yang dilakukan pihak komite, hampir semua rumah sakit menjadi rujukan para orangtua membawa anaknya. Diketahui pula, ada anak yang mendapatkan perawatan intensif (ICU), karena sudah terlalu lemas.
"Salah satu yang dirawat di ICU, anak dari Bendahara sekolah. Pihak sekolah juga akan meliburkan siswa, dan melakukan pembersihan di areal dapur," tutup Riza