REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN — Anggota DPRD Kota Banjarmasin Abdul Gais meminta PT Pertamina atau pemerintah kota melakukan operasi pasar gas elpiji 3 kilogram atau elpiji melon yang harganya kian melangit.
"Bayangkan saja harga di pasaran gas 3 kg ini sudah mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per tabungnya. Ini menjadi keluhan masyarakat yang kami terima di dewan," ujarnya di gedung dewan kota, Senin (4/12).
Menurut anggota komisi II ini, Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan di daerah ini untuk elpiji melon sekitar Rp 17,5 ribu per tabung. "Di pasaran kenyataannya hampir 100 persen naiknya. Melihat kenyatakaan ini, patut kiranya dilakukan operasi pasar hingga harganya bisa stabil lagi," kata politikus Partai Demokrat tersebut.
Gais mengungkapkan, berdasarkan informasi dari warga, selain mahal, gas elpiji 3 kg juga sulit ditemukan. "Informasi yang kami peroleh, di pangkalan itu cuma beberapa jam, sudah ludes, entah siapa yang memborongnya, masalah ini juga perlu diawasi PT Pertamina atau Pemkot," katanya.
Seharusnya, dia mengatakan, 80 persen gas elpiji melon yang ada di pangkalan diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pangkalan. Selain itu, dia melanjutkan, gas ukuran 3 kg seharusnya menjadi jatah warga yang memiliki ekonomi rendah, tetapi kenyataan di lapangan berbeda.
"Kami dengar banyak rumah cukup bagus dan juga rumah makan sudah agak besar yang masih menggunakan gas 3 kg ini, harusnya mereka menggunakan gas 5 kg atau 12 kg," paparya.
Abdul Gais mengharapkan masyarakat yang sudah mampu secara ekonomi agar berpindah ke tabung gas 5 kg atau 12 kg, dan tidak lagi menggunakan tabung 3 kg. "Karena gas 3 kg ini milik masyarakat yang tidak mampu, yang masih butuh subsidi dari pemerintah," katanya.