REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengaku belasan warga ibu kota terserang difteri sepanjang tahun 2017. Namun, dia mengatakan semua kasus yang terjadi tak ada yang sampai berakibat fatal. "Saya lupa angka pastinya, kurang lebih 15 (orang) selama 2017," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (3/12).
Menurutnya, semua pasien difteri yang pernah terjadi di DKI berhasil disembuhkan. Namun, dia meminta semua warga tetap waspada. Koesmedi mengaku khawatir dengan banyaknya warga Tengerang yang terkena wabah difteri. "Tangerang itu yang saya lagi khawatir. Kan orang Jakarta banyak mondar-mandir ke situ," ujar dia.
Banten merupakan provinsi paling banyak ketiga terkena wabah difteri yakni sebanyak 81 kasus dengan tiga kematian selama tahun 2017. Dalam data yang dirilis Kementerian Kesehatan itu, Provinsi Jawa Timur tercatat paling banyak yakni 271 kasus dan 11 kematian. Disusul Provinsi Jawa Barat sebanyak 95 kasus dan 10 kematian.
Difteri merupakan penyakit yang sangat menular dan berpotensi mengancam jiwa. Difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae. Umumnya bakteri difteri menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan. Terkadang, penyakit ini juga dapat memengaruhi kulit.
Difteri menular melalui percikan ludah saat penderita batuk atau bersin, pemakaian barang-barang yang telah terkontaminasi bakterinya, atau sentuhan langsung dengan luka borok difteri. Difteri dapat dicegah dengan imunisasi yang termasuk dalam program imunisasi dasar.