Jumat 01 Dec 2017 16:23 WIB

Tinggal 3 DPD I yang Menolak Munaslub Golkar Digelar

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua DPP Partai Golkar bidang Pengawasan Pembangunan, Melchias Markus Mekeng
Ketua DPP Partai Golkar bidang Pengawasan Pembangunan, Melchias Markus Mekeng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keinginan kuat para kader untuk melakukan perubahan di tubuh Partai Golkar (PG) terus bergemuruh. Tuntutan segera menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) semakin kencang.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar bidang Pengawasan Pembangunan, Melchias Markus Mekeng mengemukakan tinggal tiga ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat I (propinsi) saja yang belum setuju Munaslub digelar. Sisanya sebanyak 31 DPD I sudah setuju melakukan Munaslub. "Tiga yang belum, NTT, Papua dan Papua Barat. Kita mengharapkan agar segera bergabung," kata Mekeng di Jakarta, Jumat (1/12).

Ia menjelaskan 31 DPD I yang mendukung Munaslub telah menandatangan surat pernyataan agar segera dilakukan Munaslub. Mereka lakukan atas kemauan dan kesadaran sendiri karena melihat Golkar yang sedang merosot. "Semua sudah dilakukan sesuai aturan partai. Ketentuan Munaslub kan 2/3 dari jumlah DPD I. Ini sudah melebih, jadi tidak ada alasan lagi menunda-nunda," tutur Ketua Komisi XI DPR ini.

Saat ditanya arah dukungan dari 31 DPD I yang mendukung Munaslub, Mekeng mengemukakan, semua menginginkan Menteri Perindustrian yang juga kader senior Golkar Airlangga Hartarto (AH) memimpin partai berlambang pohon beringin tersebut. Mereka menilai AH punya kemampuan dan integritas yang baik serta bersih dari berbagai kasus korupsi. "Figur Airlangga dianggap layak memimpin Golkar. Itu penilaian DPD ya," ujar Mekeng.

Menurut Mekeng, kondisi Golkar sekarang ini harus diselamatkan. Pasalnya, pada 2018, ada 171 daerah yang menyelenggarakan Pilkada. Tahapan pendaftaran calon legislatif (Caleg) juga sudah dimulai awal 2018.

Di sisi lain, hasil survei soal elektabilitas partai, menunjukkan Golkar berada dibawah 10 persen. Padahal Golkar pernah menjadi pemenang Pemilu sejak reformasi 1998. Bahkan selama Orde Baru berkuasa 31 tahun, Golkar selalu menjadi pemenang pemilu. "Golkar ini partai besar. Tidak bisa terus hancur seperti sekarang. Munaslub adalah pilihan untuk memperbaiki apa yang terjadi sekarang," tegasnya.

Dia berharap Munaslub bisa digelar antara 15 hingga 17 Desember 2017. Lokasinya bisa Jakarta, Bandung atau Yogyakarta. Tiga tempat ini dinilai siap melakukan event sebesar Munaslub, kapan pun dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement