REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Wakil Kepala Kepolisian Daerah Bali, Brigjen Pol. I Gede Alit Widana mengimbau kepada wisatawan asing agar tidak nekat mendaki dan secara diam-diam naik ke puncak Gunung Agung. Sebab, gunung setinggi 3.142 mdpl ini dalam fase kritis.
"Saya meminta wisatawan agar mentaati imbauan petugas kami dan pemerintah, karena situasi Gunung Agung masih amat berbahaya dan jangan mencuri kesempatan naik gunung melalui jalur tikus yang tidak dapat kami pantau," ujar Alit Widana saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Agung, Desa Rendang, Jumat (1/12).
Apabila wisatawan masuk melalui jalur itu, lanjut dia, saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan petugas sulit melakukan evakuasi, karena lokasinya berada di hutan belantara, sehingga diharapkan wisatawan mentaati imbauan anggotanya maupun aparat pemerintah setempat.
Untuk pengerahan personel kepolisian yang disiagakan untuk membantu segala kebutuhan pengungsi dan jalur evakuasi ini, lanjut Widana, disiapkan sebanyak 3.000 personel yang ada di seluruh wilayah Bali.
"Untuk jajaran Kepolisian Daerah Bali saja kami mengerahkan 1.750 personel untuk membantu evakuasi apabila terjadi erupsi Gunung Agung," ujarnya.
Apabila nantinya erupsi cukup besar, Bali akan mendapat bantuan petugas dari seluruh jajaran Polri yang ada di seluruh Indonesia dengan kekuatan penuh dengan spesialisasi tersendiri.
Untuk sarana dan prasarana evakuasi, Polda Bali menyiagakan 1.000 mobil dobel kabin dari seluruh instansi kepolisian. "Dalam pengerahan personel ini, akan dibagi kembali menjadi empat zona," ujarnya.
Ia mengatakan, untuk zona yang dimaksud yakni jalur Utara Bali untuk evakuasi pengungsi ke Kabupaten Buleleng apabila terjadi erupsi lebih besar, jalur Barat Bali menuju Kabupate Bangli dan Klungkung.
Selanjutnya, untuk jalur Selatan Bali untuk evakuasi pengungsi dari Yeh Malet ke Kota Denpasar dan jalur Timur Bali dari Desa Bebandem menuju Manggis ke arah laut. "Kami juga menyiapkan sejumlah kapal milik Polair dan TNI angkatan laut," ujarnya.
Pihaknya mengimbau kepada warga yang masih bertahan di zona rawan bahaya agar segera mentaati petunjuk dari aparat pemerintah dan petugas kepolisian, TNI, SAR dan BPBD demi keselamatan bersama.
"Karena Presiden Joko Widodo sudah mengamanatkan jangan sampai ada korban jiwa," ujarnya.