Jumat 01 Dec 2017 10:20 WIB

Pengungsi Gunung Agung Butuh Beras dan Lauk Pauk

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Bilal Ramadhan
Tim SAR gabungan mengevakuasi pengungsi Gunung Agung yang masih tersisa di KRB II dan III.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Tim SAR gabungan mengevakuasi pengungsi Gunung Agung yang masih tersisa di KRB II dan III.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Beras dan lauk pauk menjadi kebutuhan logistik utama pengungsi Gunung Agung. Pemerintah Provinsi Bali memperkirakan secara keseluruhan setiap harinya pengungsi membutuhkan 25 ton beras.

"Pemerintah provinsi sementara sudah berkoordinasi dengan Bulog untuk mengeluarkan persediaan beras kebencanaan secara bergulir," kata Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, Jumat (1/12).

Sudikerta mengatakan sejumlah titik pengungsian mulai kekurangan stok beras. Dia mencontohkan Pos Unit Pengelola Teknis (UPT) Pertanian di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Total jumlah pengungsi di sana mencapai 1.234 jiwa. Sebagian besar berasal dari Desa Pempatan dan Desa Besakih.

Pengungsi bahkan secara mandiri mendirikan tenda-tenda pengungsian dari dinding terpal beralaskan karpet plastik, karet, dan karung. Pemerintah Provinsi Bali telah menyalurkan 500 ton beras ke Pos UPT Pertanian Rendang. Pengungsi juga mendapatkan 100 ribu lembar masker dan puluhan lusin air mineral.

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika sebelumnya menyampaikan kepada pemerintah pusat bahwa pengungsi Gunung Agung juga membutuhkan lauk pauk. Biayanya sekitar Rp 10 ribu per orang per hari. "Jika diasumsikan ada 70 ribu pengungsi, maka dibutuhkan biaya lauk pauk Rp 700 juta perhari," kata Pastika.

Peralatan tambahan, seperti terpal, matras, selimut, dan peralatan masak juga diperlukan. Bahan bakar minyak (BBM) sebanyak satu ton per hari disiagakan untuk mengatur jalannya pendistribusian logistik ke titik-titik pengungsian. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Bali mencatat jumlah pengungsi terakhir 48.671 jiwa. Mereka tersebar di 228 titik pengungsian.

Jumlah pengungsi Karangasem merupakan yang terbanyak, mencapai 26.715 jiwa di 103 titik. Berikutnya adalah pengungsi di Buleleng (6.771 jiwa di sembilan titik), Klungkung (8.213 jiwa di 42 titik), Bangli (890 jiwa di dua titik), Tabanan (657 jiwa di tujuh titik), Denpasar (1.488 jiwa di 35 titik), Gianyar (3.076 jiwa di delapan titik), Badung (549 jiwa di lima titik), dan Jembrana (312 jiwa di 17 titik).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement