REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi)meminta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ikut serta aktif dalam menjaga kedamaian di Indonesia. Terlebih menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan berlangsung tahun depan.
"Ini perlu bapak ibu ingatkan kanan kiri, simbol-simbol seperti itu perlu kita sampaikan karena kalau enggak nanti bisa pecah karena Pilkada. Lima tahun sekali itu," kata Jokowi saat menerima perwakilan FKUB di Istana Negara, Selasa (28/11).
Jokowi menegaskan, Indonesia saat ini menjadi percontohan perdamaian bagi sejumlah negara. Setelah Afghanistan, pemerintah Denmark juga menilai bahwa Indonesia berhasil menjaga kerukunan masyarakat meski memiliki keragaman agama, suku, dan budaya. Kerukunan seperti ini yang harus dipertahankan sehingga tidak ada lagi persoalan yang dapat memecah belah bangsa.
"Coblos paling baik udah rukun kembali. Masa sudah tiga tahun masih di bawa-bawa Pilpres, Pilgub. Itu yang pintar politikusnya. Ini apa sebenarnya, rakyat sampai sebegitu. Lupa kita ini saudara sebangsa setanah air," ujarnya.
Salah satu contoh nyata kedamaian yang ada di Indonesia adalah dibangunnya masjid dan katedral secara berdampingan. Bangunan dari berbeda keyakinan ini tetap utuh dan berada bersebelahan tanpa menimbulkan konflik. Kedua bangunan tersebut juga menjadi cermin bagi masyarakat Indonesia bahwa negara ini harus hidup berdampingan secara harmonis.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta agara FKUB bisa menganalisis dan meredam jika ada gesekan sekecil apapun di masyarakat yang kemudian bisa berdampak pada keharmonisan. Jangan sampai permasalah antar-agama yang kecil kemudian menjadi besar dan berisiko melebar ke barbagai pihak.
"Ini tugas FKUB yang riil, konkrit. Ingatkan semuanya kepada rakyat, tokoh, agar jangan main-main dengan hal yang sudah final dengan kebangsaan kita," ujarnya.
Jika masih ada gesekan, khususnya karena media sosial, FKUB diminta langsung melakukan dialog atau berembuk sehingga permasalah kecil bisa langsung diatasi.