Selasa 28 Nov 2017 08:32 WIB

Ngurah Rai Kembali Ditutup, 59 Ribu Penumpang Gagal Terbang

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Calon penumpang tertidur saat menunggu jadwal penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (27/11). Menurut PT Angkasa Pura II cabang Soekarno Hatta selaku pengelola bandara, terdaoat 111 penerbangan dari tujuh maskapai batal terbang ke Bandara Ngurahrai Bali dan dari sebaliknya dikarenakan adanya erupsi Gunung Agung di Bali.
Foto: Muhammad Iqbal/Antara
Calon penumpang tertidur saat menunggu jadwal penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (27/11). Menurut PT Angkasa Pura II cabang Soekarno Hatta selaku pengelola bandara, terdaoat 111 penerbangan dari tujuh maskapai batal terbang ke Bandara Ngurahrai Bali dan dari sebaliknya dikarenakan adanya erupsi Gunung Agung di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali diperpanjang 24 jam ke depan sebab ruang udara penerbangan masih ditutupi abu vulkanis Gunung Agung. Notice to Airmen (Notam) bernomor A4242/17 kedua kembali memberlakukan penutupan bandara mulai pukul 07.00 WITA hari ini hingga Rabu (29/11) pukul 07.00 WITA.

"Estimasi penumpang yang terdampak sekitar 59.539 orang dari 443 penerbangan," kata Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Selasa (28/11).

Jumlah tersebut terdiri dari 201 penerbangan rute internasional (98 kedatangan, 103 keberangkatan), serta 242 penerbangan rute domestik (121 kedatangan, 121 keberangkatan).

Arie mengatakan hasil rapat evaluasi yang digelar Selasa pukul 01.00 dini hari menunjukkan erupsi Tohlangkir mencapai tiga ribu meter dari puncak kawah. Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sekitar pukul 23.10 WITA, Senin (27/11) menginformasikan ketinggian semburan abu vulkanis mencapai 30 ribu kaki yang bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecapatan lima hingga 10 knots.

"Ini berarti semburannya masih mengarah ke Bandara Ngurah Rai," ujar Arie.

Badan Geologi dan Mitigasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberlakukan Volcano Observatory Notice for Avition (VONA) merah sebagai panduan keselamatan penerbangan. VONA merah berarti lontaran abu vulkanik dari Gunung Agung sudah di atas seribu kaki.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberlakukan status awas (level empat) untuk Gunung Agung dengan radius zona merah delapan kilometer (km) ditambah perluasan sektoralnya 10 km. Sepanjang pukul 00.00-06.00 WITA pagi ini, aktivitas seismik Gunung Agung terpantau empat kali gempa vulkanik dangkal berdurasi 7-13 detik, dan dua kali gempa vulkanik dalam berdurasi 9-17 detik. Tremor menerus dengan amplitudo satu hingga dua milimeter (mm) masih berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement