REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, berharap seluruh pihak dapat mewujudkan Pilkada serentak 2018 sebagai sebuah pesta demokrasi yang menyenangkan. Demiz, sapaan akrab Deddy Mizwar, pun berharap tidak ada praktik memecah belah dalam Pilkada serentak 2018.
''Para petinggi partai harus dapat memberikan contoh yang baik kepada publik agar pesta demokrasi dapat berjalan baik,'' ujar Deddy dalam acara expert meeting bertajuk "Menyongsong Pilkada Serentak yang Berkualitas di Lumbung Suara" yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Senin.
Ia menilai Pilkada harus sebagai pesta demokrasi yang bisa dinikmati. Deddy yang juga akan maju sebagai calon gubernur Jawa Barat 2018 itu mengatakan Pilkada Jawa Barat 2018 harus dapat mengambil peran sebagai tolok ukur pilkada berkualitas.
Deddy juga menyampaikan bahwa saat ini partisipasi publik dalam pemilihan kepala daerah sudah semakin baik. Dia berharap masyarakat juga dapat semakin dewasa dalam menyikapi perbedaan politik yang terjadi dalam pemilihan umum.
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor, mengatakan pilkada serentak gelombang ketiga yang akan berlangsung pada 2018 akan mencerminkan kualitas demokrasi Indonesia. Sebab dalam Pilkada serentak 2018 terdapat tiga daerah yang selama ini memiliki jumlah pemilih suara terbesar di Indonesia yakni provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Firman mengatakan bahwa beberapa provinsi di Pulau Jawa merupakan wilayah utama strategis dan menjadi lumbung suara sehingga Pilkada serentak 2018 akan menjadi arena yang diperebutkan oleh kekuatan-kekuatan politik. Dia mengatakan Pilkada serentak 2018 khususnya di daerah lumbung suara, seharusnya meningkat kualitasnya dibandingkan pilkada serentak sebelumnya tahun 2015 dan 2017.