REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi dua bibil siklon di Samudera Hindia selatan barat Daya Bengkulu.
Arah gerak bibit siklon dengan kecepatan 1005 MB, 20 knot bergerak ke arah Timur dan Samudera Hindia selatan Jawa 1005 mb, 20 knot ke arah Timur Timur Laut, kata Duty Forecaster El Tari Kupang, Maria Seran kepada Antara di Kupang, Senin (27/11).
"Saat ini terdeteksi dua dua bibit siklon di Samudera Hindia sebelah barat daya Bengkulu dengan kecepatan 1005 MB 20 knot bergerak ke arah Timur dan Samudera Hindia selatan Jawa 1005 mb, 20 knot ke arah Timur Timur Laut," katanya.
Dia mengatakan bibit siklon adalah vortex/pusaran sistem tekanan rendah sebelum menjadi siklon tropis. Siklon tropis sendiri adalah sebuah jenis sistem tekanan udara rendah yang terbentuk secara umum di daerah tropis atau di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot.
Siklon tropis dapat terbentuk jika suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 celsius atau lebih, kondisi atmosfer yang labil dan yang memungkinkan terbentuknya awan cumulonimbus dan awan-awan konvektif.
Siklon tropis dapat memberi dampak pada daerah-daerah yang dilaluinya berupa gelombang tinggi, gelombang badai atau storm surge yang berupa naiknya tinggi muka laut seperti air pasang tinggi yang datang tiba-tiba, hujan deras serta angin kencang. "Untuk wilayah NTT saat ini masih belum ada dampak dari munculnya bibit siklon tersebut," katanya.
Berdasarkan laporan terakhir, posisi terakhir dari bibit siklon pada 9,0 LS, 110,5 BT (sekitar 140 km sebelah selatan Cilacap).
Arah gerak timur, kecepatan 10 knots (18 km/jam) bergerak menuju wilayah Indonesia. Kecepatan angin maksimum: 20 knots (35 km/jam) dan di prediksi 24 jam, pada (28/11) pukul 13:00 WIB berada di posisi 8,3LS, 110,4BT (sekitar 65 km sebelah selatan barat daya Cilacap).