REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan akan melakukan tindakan kepada pemilik kendaraan beremisi besar yang masih beroperasi di jalanan Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mengurangi polusi menjelang perhelatan olah raga internasional Asian Games 2018.
"Yang terpenting adalah polusi. Kita akan pastikan kendaraan-kendaraan yang emisi polusinya besar akan ditindak dua hingga tiga bulan sebelum Asian Games," kata Sandiaga di Balai Kota, Jumat (23/11) malam.
Sandiaga tak ingin udara Jakarta kotor dan polusi meningkat menjelang Asian Games 2018. Oleh karena itu, ia memastikan kendaraan-kendaraan beremisi besar itu tak akan lagi bisa beroperasi.
Sebelumnya, Greenpeace Indonesia melaporkan hasil pemantauan kualitas udara dari 21 stasiun di wilayah Jabodetabek selama enam bulan. Di semua lokasi, kualitas udara tercatat buruk atau masuk dalam kategori tidak sehat atau tidak sehat untuk kelompok sensitif.
Tiga area dengan kualitas udara terburuk yakni Cibubur, Warung Buncit, dan Gandul (Depok). Ini berdasarkan pengukuran angka PM (particulate matter) 2,5 di sejumlah lokasi tersebut. PM 2,5 adalah kandungan partikel-partikel halus di udara yang berukuran kurang hingga sama dengan 2,5 mikron.
PM 2,5 biasanya dihasilkan dari pembangkit listrik, pembakaran mesin transportasi, dan aktivitas industri. Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) mengatakan kualitas udara yang baik merupakan syarat mutlak bagi para atlet yang akan bertanding. Pengabaian terhadap kualitas udara, terutama di Jakarta dan Palembang, akan mengancam keberhasilan penyelenggaraan Asian Games 2018.
Dengan kualitas udara yang buruk, para atlet diprediksi akan gagal memecahkan rekornya sendiri. Indonesia juga berpotensi diboikot sebagai penyelenggara Asian Games apabila tidak mampu mengkondisikan kualitas udara dalam kategori baik.